Minggu, 05 Maret 2017

Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan


LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
MACAM-MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN
UNIMA BARU SEKALI.jpg
DISUSUN OLEH :
NAMA : MARGARETHA DATU BUA’
NIM    : 15 507 160
KELAS : III-D
KELOMPOK :III
DOSEN MATA KULIAH:  Dr. ZUSJE WAROUW M.Pd



UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2016

I.      LEMBAR IDENTITAS
Nama  Praktikan                                  :Margaretha Datu Bua’
NIM                                                     : 15 507 160
Prodi                                                    : Pendidikan Biologi/S-1
Kelompok                                            : III
Judul Percobaan                                  : Macam-macam jaringan pada tumbuhan
Tanggal Percobaan                              : Senin/ 31 Oktober 2016
Tempat                                               :Laboratorium Biologi Lantai II
       FMIPA, Universitas Negeri Manado      
I.       TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengamati macam-macam jaringan pada tumbuhan.
II.    ALAT-ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
v  Alat :
1.      Mikroskop                               4. Pipet tetes  
2.      Kaca preparat                          5. Air/aqua
3.      Pisau silet                                6. Tisu            
v  Bahan :
1.      Buah pisang ( Musa  paradisciaca)
2.      Umbi kentang (Solanum tubersosum)
3.      Batang cabe rawit (Capsicum frutescens)
4.      Bunga (NN)
5.      Batang labu (Sambucus)
6.      Batok kelapa






III. DASAR TEORI
1.      Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu mengalami pembelahan diri secara terus menerus karena sel-selnya terdiri dari sel-sel embrionik.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.       Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b.      Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
c.       Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya  adalah kambium dan kambium gabus (felogen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a.       Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh: meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
b.      Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.




2.      Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir ditiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas dan pigmen lainnya  (Hidayat,1995).
Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa kelompok yakni:
1)      Parenkim pagar (palisade), merupakan tempat fotosintesis yang utama dan sel-sel memanjang yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan lainnya, dengan bentuk bulat memanjang atau lonjong yang berjajar seperti tiang atau pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil atau zat hijau daun. Parenkim pagar  berfungsi sebagai tempat fotosintetis.
2)      Parenkim bunga karang (jaringan spons), merupakan lapisan sel-sel yang tidak teratur, banyak rongga udara dan berada di bawah lapisan jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade). Bunga karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis dan juga sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis.
3)      Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang   karena bersegi lima menjuntai atau lebih.
4)      Parenkim lipatan, terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas.
Sedangkan berdasar fungsi, parenkim dibedakan menjadi:
1)      Parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun.
2)      Parenkim penimbun biasanya terletak dalam tubuh tumbuhan misalnya pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang atau biji.parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak.
3)      Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit atau epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau, misalnya pada tumbuhan kaktus dan bungan lidah buaya.
4)      Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan, contoh pada tanaman eceng gondok.
5)      parenkim pengangkut bertugas mengangkut sari makanan hasil proses fotosintesa ke seluruh bagian tumbuhan, sel sesuai dengan bentuk memanjang arah pengangkutannya.
Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
3.      Jaringan kolenkim
jaringan kolenkim adalah jaringan yang terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem yang ditemukan pada bagian tumbuhan yang masih aktif berdifferensiasi.
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul. 
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1)      kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel
2)       kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur
3)       kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
ciri-ciri yang dapat diamati pada jaringan kolenkim yaitu:
·         Sel-selnya tersusun dari sel-sel yang bentuknya memanjang dan tersusun rapat
·         Terdiri dari sel-sel yang masih aktif membelah
·         Dinding selnya mengandung selulosa, pektin dan hemiselulosa yang berlapis dan saling tersilang
·         Umumnya ditemukan pada batang, daun dan buah daun. (http://www.sridianti.com/pengertian-ciri-ciri-jaringan-kolenkim.html)
3. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun.
Sklerenkim terdiri dari serabut dan sklereid. Serabut berasal dari meristem primer, bentuk sel panjang dengan ujung runcing. Sel dapat berupa sel tunggal atau berkelompok. Jika terdapat dalam xylem disebut serabut xilar sedangkan jika diluar xylem disebut serabut ekstra xilar. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
4.       Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis ialah lapisan paling luar yang meunutupi seluruh organ. Berasal dari protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak. Jika epidermis rusak akan digantikan oleh gabus. Jumlah jaringan ini biasanya 1 lapis tetapi dapat juga lebih. Bentuk, ukuran, dan susunan bervariasi. Ciri jaringan ini ialah :
1. Susunan sel rapat tanpa ruang antar sel
2. Dinding sel bervariasi tergantung posisi dan jenis tumbuhan
3. Berisi protoplas hidup yang berisi kristal garam, minyak, getah, dan kristal silikat
4. Vakuola besar, dapat berisi antosianin
5. Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit dan tumbuhan di bawah naungan
Epidermis yang terdiri dari lebih dari satu lapis, disebut epidermis ganda jika berasal dari protoderm, contoh pada daun moraceae, akar angrek, atau disebut hipodermis jika berasal dari meristem jaringan dasar. Fungsi epidermis adalah, membatasi penguapan, menyokong mekanik, penyerapan, dan penyimpanan air.
Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.

IV. PROSEDUR KERJA/ LANGKAH KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Mengambil bahan yang akan diamati
3.      Membuat irisan setipis mungkin (lakukan dengan cara dikeruk) pada umbi kentang
4.      Letakkan hasil kerukan tersebut pada kaca preparat
5.      Tetesi hasil kerukan umbi kentang dengan sedikit aqua
6.      Amatilah jaringan parenkim pada umbi kentang di bawah mikroskop dengan lensa okuler 10x/18 dan lensa objektif 4x/0,10
7.      Menunjukkan jenis jaringan parenkim yang diamati pada umbi kentang
8.      Menggambar hasil pengamatan
9.      Lakukan percobaan yang sama pada buah pisang, bunga, dan batang cabe rawit
10.  Pada batang cabe rawit diiris membujur setipis mungkin.
11.  Pada batang labu, bunga, seledri dan daun labu diiris melintang setipis mungkin.








V.    HASIL PENGAMATAN
Gambar jaringan meristem pada bunga

20161031_144226.jpg20161031_144229.jpg
Jaringan parenkim penimbun pada umbi kentang (Solanum tubersosum)



Jaringan parenkim penimbun pada buah pisang (Musa  paradisciaca)


20161031_140121.jpg
                        Gambar a                                             gambar b
Gambar a. jaringan kolenkim sudut pada Batang cabe rawit (Capsicum frutescens)
            Gambar b. jaringan kolenkim papan pada batang sambucus
 
                                                Gambar sklerenkim pada batok kelapa

 
Gambar trikoma pada batang labu                              gambar stomata pada daun labu


VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada sebuah jenis bunga, yang batangnya dipotong melintang dapat diketahui bahwa jaringan meristem yang kami amati merupakan meristem apikal karena meristem tersebut terdapat pada ujung pucuk bunga tersebut. Sel-sel dari meristem apikal ukurannya kecil dan seragam, rapat dan bentuk selnya bervariasi dan vakuolanya sangat kecil.
Dari hasil pengamatan pada umbi kentang yang dikerok untuk diamati di bawah mikroskop, nampak hasil ekstraksi kentang yang terlihat dalam mikroskop adalah gumpalan-gumpalan air dan pati. Pati merupakan hasil dari fotosintesis yaitu sebagai cadangan makanan sehingga hasil ekstraksi umbi kentang bukan sel hidup. Demikian pada kulit buah pisang terdapat parenkim butir-butir pati dan butir-butir tepung yang berkelompok-kelompok. Pada kulit pisang, jaringan parenkim berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan berupa butir-butir tepung.
Sedangkan menurut Kimball (1993), sel-sel parenkim sering mengandung kristal-kristal, lemak, minyak, dan sekresi lain, zat tepung, butir aleuron, pati dan plastida. Plastida merupakan daerah yang terbanyak yang tidak terkena cahaya matahari dan disebut sebagai plastida tidak berwarna. Hal ini menggambarkan bahwa hasil pengamatan kami sesuai dengan literatur dan materi yang kami pelajari selama ini bahwa pada parenkim terdapat butir-butir tepung.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, batang cabe rawit (Capsicum frutescens) yang dipotong secara membujur termasuk kolenkim sudut (angular kolenkim) karena penebalan dinding sel batang cabe rawit ini terdapat pada sudut sel yaitu pada tempat tiga atau lebih sel serta susunan sel-selnya sangat rapat. Sedangkan pengamatan pada batang seledri terdapat jaringan kolenkim papan karena penebalan dinding sel terjadi pada dinding trangensial.
Pada batok kelapa yang diamati dibawah mikroskop dapat terlihat bahwa pada batok kelapa jaringan sklerenkimnya tersusun dari sklereid berupa brakisklereid  dan fiber dengan bentuk ramut-rambut yang bercabang-cabang.

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada batang dan daun labu yang dipotong dengan melintang nampak sel-sel epidermis rapat satu sama lain, memiliki ragam bentuk.  Terdapat rambut-rambut, struktur yang padat, besar dan menyerupai duri dan rambut-rambut tersebut merupakan derivat dari jaringan epidermis yakni trikoma, serta pada batang labu yang diiris secara melintang terlihat lubang-lubang kecil yang berbentuk lonjong, dimana lubang-lubang ini merupakan derivat epidermis yakni stomata atau mulut daun yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air pada tumbuhan.
VII.          KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kami dapat menarik kesimpulan bahwa jaringan pada tumbuhan itu berbeda-beda, baik dari susunan sel-selnya, ruang antar selnya, bentuknya, bahan-bahan yang dikandung serta fungsi jaringan masing-masing berbeda antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain.


















DAFTAR PUSTAKA
*      http://www.artikelsiana.com/2015/jaringan epidermis pada tumbuhan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar