LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
“MACAM-MACAM
JARINGAN PADA TUMBUHAN”
NAMA :
MARGARETHA DATU BUA’
NIM : 15 507 160
KELAS
: III-D
KELOMPOK
:III
DOSEN
MATA KULIAH: Dr. ZUSJE WAROUW M.Pd
UNIVERSITAS
NEGERI MANADO
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
BIOLOGI
2016
I.
LEMBAR
IDENTITAS
Nama
Praktikan :Margaretha
Datu Bua’
NIM :
15 507 160
Prodi :
Pendidikan Biologi/S-1
Kelompok : III
Judul Percobaan : Macam-macam jaringan pada tumbuhan
Tanggal Percobaan : Senin/ 31
Oktober 2016
Tempat :Laboratorium Biologi Lantai II
FMIPA, Universitas Negeri Manado
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
Untuk
mengamati macam-macam jaringan pada tumbuhan.
II.
ALAT-ALAT
DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
v Alat
:
1. Mikroskop 4. Pipet tetes
2. Kaca preparat 5. Air/aqua
3. Pisau silet 6.
Tisu
v Bahan
:
1. Buah pisang ( Musa paradisciaca)
2. Umbi kentang (Solanum tubersosum)
3. Batang
cabe rawit (Capsicum frutescens)
4. Bunga
(NN)
5. Batang
labu (Sambucus)
6.
Batok kelapa
III. DASAR TEORI
1.
Jaringan
Meristem
Jaringan
meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu mengalami pembelahan diri
secara terus menerus karena sel-selnya terdiri dari sel-sel embrionik.
Berdasarkan
posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Meristem apikal, terdapat di ujung
pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b. Meristem interkalar, terdapat di
antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota
suku atau family rumput-rumputan.
c. Meristem lateral, terletak sejajar
dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya adalah kambium dan
kambium gabus (felogen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
a. Meristem primer, sel-selnya
berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh: meristem apikal). Kegiatan
jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
b. Meristem sekunder, sel-selnya
berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi. Contohnya
adalah kambium dan kambium gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan
pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Aktivitas
kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar
. Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang,
sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan
kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar,
sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.
2.
Jaringan
Parenkim
Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena
banyak dijumpai hampir ditiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa
sel hidup, struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel
tipis, terdapat kloroplas dan pigmen lainnya (Hidayat,1995).
Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi
menjadi beberapa kelompok yakni:
1)
Parenkim pagar
(palisade),
merupakan tempat fotosintesis yang utama dan sel-sel memanjang yang terdapat di
daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari
pada jaringan lainnya, dengan
bentuk bulat memanjang atau
lonjong
yang berjajar seperti tiang
atau pagar
dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil atau zat hijau daun. Parenkim pagar
berfungsi sebagai tempat fotosintetis.
2)
Parenkim bunga
karang (jaringan spons),
merupakan lapisan sel-sel yang tidak teratur, banyak rongga udara dan berada di
bawah lapisan jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah
kecil (tidak seperti palisade). Bunga
karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis dan juga sebagai tempat
penyimpanan hasil fotosintesis.
3)
Parenkim
bintang,
dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karena bersegi lima menjuntai atau lebih.
4)
Parenkim
lipatan,
terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta
banyak mengandung kloroplas.
Sedangkan
berdasar fungsi, parenkim dibedakan menjadi:
1)
Parenkim
asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari
fotosintesa di daun.
2)
Parenkim penimbun biasanya terletak dalam tubuh
tumbuhan misalnya pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang atau
biji.parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan
berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak.
3)
Parenkim air berfungsi sebagai tempat
menyimpan air pada tumbuhan xerofit atau epifit (sedikit air) untuk menghadapi
kemarau, misalnya pada tumbuhan kaktus dan
bungan lidah buaya.
4)
Parenkim udara disebut sebagai aerenkim
bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan
rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan
habitat perairan,
contoh pada tanaman eceng gondok.
5) parenkim
pengangkut bertugas mengangkut sari makanan hasil proses fotosintesa ke seluruh
bagian tumbuhan, sel sesuai dengan bentuk memanjang arah pengangkutannya.
Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar,
daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam.
Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung
rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh
tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
3.
Jaringan
kolenkim
jaringan
kolenkim adalah jaringan yang terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang
menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem yang
ditemukan pada bagian tumbuhan yang masih aktif berdifferensiasi.
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup
yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan
bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti
semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian
bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai
sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari
kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti
serabut dengan ujung tumpul.
Berdasarkan
bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1)
kolenkim
angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding
sel pada bagian sudut sel
2)
kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim
yang penebalan dinding selnya membujur
3)
kolenkim anular, merupakan kolenkim yang
penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk
pipa.
ciri-ciri
yang dapat diamati pada jaringan kolenkim yaitu:
·
Sel-selnya tersusun dari sel-sel yang
bentuknya memanjang dan tersusun rapat
·
Terdiri dari sel-sel yang masih aktif
membelah
·
Dinding selnya mengandung selulosa,
pektin dan hemiselulosa yang berlapis dan saling tersilang
·
Umumnya ditemukan pada batang, daun dan
buah daun. (http://www.sridianti.com/pengertian-ciri-ciri-jaringan-kolenkim.html)
3.
Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong
tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan
menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu
sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel -
sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari
sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid
terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras,
misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun.
Sklerenkim terdiri dari serabut dan
sklereid. Serabut berasal dari meristem primer, bentuk sel panjang dengan ujung
runcing. Sel dapat berupa sel tunggal atau berkelompok. Jika terdapat dalam
xylem disebut serabut xilar sedangkan jika diluar xylem disebut serabut ekstra
xilar. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
4.
Jaringan
Epidermis
Jaringan
epidermis ialah lapisan paling luar yang meunutupi seluruh organ. Berasal dari
protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak. Jika epidermis rusak akan
digantikan oleh gabus. Jumlah jaringan ini biasanya 1 lapis tetapi dapat juga
lebih. Bentuk, ukuran, dan susunan bervariasi. Ciri jaringan ini ialah :
1.
Susunan sel rapat tanpa ruang antar sel
2.
Dinding sel bervariasi tergantung posisi dan jenis tumbuhan
3.
Berisi protoplas hidup yang berisi kristal garam, minyak, getah, dan kristal
silikat
4. Vakuola besar,
dapat berisi antosianin
5. Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit dan
tumbuhan di bawah naungan
Epidermis yang
terdiri dari lebih dari satu lapis, disebut epidermis ganda jika berasal dari
protoderm, contoh pada daun moraceae, akar angrek, atau disebut hipodermis jika
berasal dari meristem jaringan dasar. Fungsi epidermis adalah, membatasi
penguapan, menyokong mekanik, penyerapan, dan penyimpanan air.
Sel-sel
epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate epidermis,
misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.
http://www.artikelsiana.com/2015/jaringan
epidermis pada tumbuhan/
IV. PROSEDUR
KERJA/ LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan
2. Mengambil bahan yang akan diamati
3. Membuat irisan setipis mungkin
(lakukan dengan cara dikeruk) pada umbi kentang
4. Letakkan hasil kerukan tersebut pada
kaca preparat
5. Tetesi hasil kerukan umbi kentang
dengan sedikit aqua
6. Amatilah jaringan parenkim pada umbi
kentang di bawah mikroskop dengan lensa okuler 10x/18 dan lensa objektif
4x/0,10
7. Menunjukkan jenis jaringan parenkim
yang diamati pada umbi kentang
8. Menggambar hasil pengamatan
9. Lakukan percobaan yang sama pada
buah pisang, bunga, dan batang cabe rawit
10. Pada batang cabe rawit diiris
membujur setipis mungkin.
11. Pada batang labu, bunga, seledri dan
daun labu diiris melintang setipis mungkin.
V. HASIL PENGAMATAN
Gambar
jaringan meristem pada bunga
Jaringan parenkim penimbun
pada umbi kentang (Solanum tubersosum)
Jaringan
parenkim penimbun pada buah pisang (Musa paradisciaca)
Gambar a gambar
b
Gambar a. jaringan kolenkim sudut
pada Batang
cabe rawit (Capsicum frutescens)
Gambar b.
jaringan kolenkim papan pada batang sambucus
Gambar
sklerenkim pada batok kelapa
Gambar
trikoma pada batang labu gambar
stomata pada daun labu
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada sebuah
jenis bunga, yang batangnya dipotong melintang dapat diketahui bahwa jaringan
meristem yang kami amati merupakan meristem apikal karena meristem tersebut terdapat
pada ujung pucuk bunga tersebut. Sel-sel dari meristem apikal ukurannya kecil
dan seragam, rapat dan bentuk selnya bervariasi dan vakuolanya sangat kecil.
Dari hasil pengamatan pada umbi kentang yang dikerok
untuk diamati di bawah mikroskop, nampak hasil ekstraksi kentang yang terlihat
dalam mikroskop adalah gumpalan-gumpalan air dan pati. Pati merupakan hasil
dari fotosintesis yaitu sebagai cadangan makanan sehingga hasil ekstraksi umbi
kentang bukan sel hidup. Demikian pada kulit buah pisang terdapat parenkim butir-butir
pati dan butir-butir tepung yang berkelompok-kelompok. Pada kulit pisang,
jaringan parenkim berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan berupa butir-butir
tepung.
Sedangkan
menurut Kimball (1993), sel-sel parenkim sering mengandung kristal-kristal,
lemak, minyak, dan sekresi lain, zat tepung, butir aleuron, pati dan plastida. Plastida merupakan
daerah yang terbanyak yang tidak terkena cahaya matahari dan disebut sebagai
plastida tidak berwarna. Hal ini menggambarkan bahwa hasil
pengamatan kami sesuai dengan literatur dan materi yang kami pelajari selama
ini bahwa pada parenkim terdapat butir-butir tepung.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, batang
cabe rawit (Capsicum frutescens) yang
dipotong secara membujur termasuk kolenkim sudut (angular kolenkim) karena
penebalan dinding sel batang cabe rawit ini terdapat pada sudut sel yaitu pada
tempat tiga atau lebih sel serta susunan sel-selnya sangat rapat. Sedangkan
pengamatan pada batang seledri terdapat jaringan kolenkim papan karena
penebalan dinding sel terjadi pada dinding trangensial.
Pada batok kelapa yang diamati dibawah
mikroskop dapat terlihat bahwa pada batok kelapa jaringan sklerenkimnya
tersusun dari sklereid berupa brakisklereid dan fiber dengan bentuk ramut-rambut yang
bercabang-cabang.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan
pada batang dan daun labu yang dipotong dengan melintang nampak sel-sel
epidermis rapat satu sama lain, memiliki ragam bentuk. Terdapat rambut-rambut, struktur yang padat,
besar dan menyerupai duri dan rambut-rambut tersebut merupakan derivat dari
jaringan epidermis yakni trikoma, serta pada batang labu yang diiris secara
melintang terlihat lubang-lubang kecil yang berbentuk lonjong, dimana
lubang-lubang ini merupakan derivat epidermis yakni stomata atau mulut daun
yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air pada tumbuhan.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kami dapat
menarik kesimpulan bahwa jaringan pada tumbuhan itu berbeda-beda, baik dari
susunan sel-selnya, ruang antar selnya, bentuknya, bahan-bahan yang dikandung
serta fungsi jaringan masing-masing berbeda antara jaringan yang satu dengan
jaringan yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar