Selasa, 28 Februari 2017

makalah fisiologi tumbuhan


MAKALAH
 FISIOLOGI TUMBUHAN
{Kehilangan Air Pada Tumbuhan, Penyerapan, Dan Pengangkutan Air}
“Untuk Memenuhi Tugas MK Fisiologi Tumbuhan”

OLEH  :
Kelompok: II               Semester/Kelas: IV/D
Surini Layukan           15 507 102
Margaretha D. Bua’     15 507 160
Jurike V. Gorahe        15 507
Manita Pabisa                  15 507 121

          

                            
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN BIOLOGI
2017












KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan perkenanan-Nya sehingga kami dapat menulis dan menyusun makalah ini dengan judul “KEHILANGAN AIR PADA TUMBUHAN, PENYERAPAN DAN PENGANGKUTAN AIR” maka makalah ini berisikan penjelasan mengenai kehilangan, penyerapan serta pengangkutan air pada tumbuhan yang meliputi Pengukuran transpirasi, anatomi stomata, pengaruh lingkungan terhadap stomata, mekanika stomata, mekanisme pengendalian stomata, peran transpirasi (manfaat transpirasi), peranan transpirasi terhadap pertukaran energi, pertukaran energi tumbuhan dan ekosistem. Mekanisme kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan, anatomi lintasan, gradien potensial air, tegangan di dalam xilem, anatomi xilem.
Makalah ini kami susun secara praktis dan sederhana agar lebih mudah untuk dipahami para pembaca dengan adanya makalah ini, nantinya kita dapat lebih memahami tentang kehilangan, penyerapan dan pengangkutan air pada tumbuhan.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat kesalahan bahkan tidak ada kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.




                                                                                                                                                Tondano, Februari 2017

                                                                                                                                                             Kelompok 2







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
A.    Latar Belakang.................................................................................................................
B.     Rumusan Masalah............................................................................................................
C.     Tujuan..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A.    PengukuranTranspirasi.....................................................................................................
B.     Anatomi Stomata.............................................................................................................
C.     PengaruhLingkunganTerhadap Stomata…………………..………………………  
D.    Mekanika Stomata………………..……………………………………………………
E.     MekanismePengendalian Stomata……………………………………………………
F.      PeranTranspirasi……………………….…………………………………….............
G.    PerananTranspirasiTerhadapPertukaranEnergi……………......................................
H.    PertukaranEnergiTumbuhan Dan Ekosistem...................................................................
I.       MekanismeKohesiUntukMenjelaskanNaiknyaCairan………………………………
J.       AnatomiLintasan…………………………………………………………………….
K.    GradienPotensial Air…………………………………………………………………
L.     Tegangan Di DalamXilem……………………………………………………………
M.   AnatomiXilem………………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP....................................................................................................................
A.    Kritik Dan Saran..............................................................................................................
B.     Kesimpulan......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air, mineral, oksigen, dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara diambil oleh tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang terkandung di dalam air diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut akar. Unsur-unsur makro dan mikro yang diperlukan oleh tumbuhan diserap dalam bentuk ion-ion dari garam yang terlarut di dalam air.
Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air digunakan dalam semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor, dan akhirnya keluar dari daun sebagai uap atau air. Agar air tetap tersedia, tumbuhan memiliki sistem transportasi  air dan garam mineral yang terdapat di dalam tubuh tumbuhan. Sistem transportasi pada makhluk hidup berperan penting dalam mendistribusikan nutrisi yang telah diambil dari lingkungan menuju seluiruh bagian tubuh makhluk hidup. Dengan terpenuhinya nutrisi di setiap bagian tubuh makhluk hidup maka fungsi dari setiap bagian tubuh tersebut dapat berjalan secara optimal.
 Karena struktur anatomi tubuh tumbuhan dengan hewan berbeda, maka berbeda pula fisiologisnya dalam mentransportasi nutrisi ke seluruh tubuh. Setiap keunikan makhluk hidup layak dan menarik untuk dipelajari lebih dalam karena akan memperbanyak khazanah ilmu pengetahuan kita. Semoga dengan  membaca laporan ini pembaca mendapatkan gambaran yang jelas tentang proses transportasi pada tumbuhan.

B.        Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud denganpengukurantranspirasi, dananatomi stomata ?
2.      Bagaimanapengaruhlingkunganterhadap stomata danbagaimanamekanika stomata ?
3.      Bagaimana proses mekanismepengendalianstomata ?
4.      Apasajaperantranspirasidanbagaimanaperanantranspirasiterhadappertukaranenergy ?
5.      Bagaiman proses pertukaranenergytumbuhandanekosistem ?
6.      Bagaimana proses mekanismekohesiuntukmenjelaskannaiknyacairan ?
7.      Apa yang dimaksuddengananatomilintasan, gradientpotensial air, dantegangan di dalam xylem, sertaanatomixylem ?

C.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud denganpengukurantranspirasi, dananatomi stomata.
2.      Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimanapengaruhlingkunganterhadap stomata danbagaimanamekanika stomata.
3.      Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimanaproses mekanismepengendalian stomata.
4.      Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentangperantranspirasidanbagaimanaperanantranspiresiterhadappertukaran energy.
5.      Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimanaproses pertukaranenergytumbuhandanekosistem.
6.      Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana prosesmekanismekohesiuntukmenjelaskannaiknyacairan.
7.      Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengananatomilintasan, gradientpotensial air, dantegangan di dalam xylem, sertaanatomi xylem.
8.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliahFisiologiTumbuhan.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengukuran Transpirasi
*      PengertianTranspirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman.Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar.pada tumbuhan yang mengalami proses transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.

*      Macam-Macam Transpirasi
Ada tiga tipe transpirasi yaitu :
a.       Transpirasi Kutikula, adalah evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata.
b.      Transpirasi Stomata, adalah Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
c.       Transpirasi Lentikuler, Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi

*      Mekanisme Transpirasi
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Gambartranspirasi
*      Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
a.       Faktor-faktor dalam, yaitu:
v  Besar kecilnya daun
v  Tebal tipisnya daun
v  Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
v  Banyak sedikitnya buluh di permukaan daun
v  Banyak sedikitnya stomata
v  Bentuk dan lokasi stomata
Hal-hal yang mempengaruhi kegiatan transpirasi, yaitu :
§      Bentuk serta distribusi stomata
Lubang stomata yang tidak bundar melainkan oval itu ada sangkut paut dengan intensitas pengeluaran air. Juga yang letaknya satu sama lain di perantaian oleh suatu juga jarak yang tertentu itu pun mempengaruhi intensitas penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu malah menghambat penguapan dari lubang yang berdekatan.
§      Membuka dan menutupnya stomata
mekanisme mebuka dan menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup.
§      Banyaknya stomata
pada tanaman darat umumnya stomata itu kedapatan pada permukaan daun bagian bawah. Pada beberapa tanaman permukaan atas dari daun pun mempunyai stomata juga. Temperatur berpengaruh pada membuka dan menutupnya stomata. Pada banyak tanaman stoma tidak berserdia membuka jika temperatur ada disekitar 0 derajat celcius.

b.      Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi
Ø Sinar matahari
Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma jadi banyak sinar mempercepat transpirasi
Ø Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun.
Ø Kelembaban udara
Ø Angin
Ø Keadaan air didalam tanah
Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:
*      Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem
*      Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal
*      Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.

*      Cara Pengukuran Transpirasi
Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi, yaitu :
a.       Kertas korbal klorida
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan pengukuran uap air yang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup kertas.
b.      Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
c.       Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
d.      Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untuk jangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.

Cara lain pengukuran Transpirasi
§      Metode lisimeter atau metode grafimeter
Dua abad yang lalu, Stephen Hales mempersiapkan tanaman dalam pot dan tanamannya yang ditutup rapat agar air tidak hilang, kecuali dari tajuknya yang bertranspirasi kemudian, tanaman dalam pot itu ditimbang pada selang waktu tertentu, dan arena jumlah air yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman ( misalnya, yang diubah menjadi karbohidrat ) kurang dari 1 % dari jumlah air yang di transpirasikan, maka sebenarnya semua perubahan bobot dapat dianggap berasal dari transpirasi. Ini dinamakan metode lisimeter.
Hanks dan peneliti lannya sudah banyak sekali mengembangkan metode sederhana ini. Lisimeter miliknya di kebun Greenville merupakan beberapa bejana yang besar ( beberapa meter kubik besarnya ) diisi penuh dengan tanah dan dikuburkan, sehingga permukan atasnya sama tinggi dengan permukaan lapangan. Bejana terebut diletakkan di dekat bantalan karet besar yang diletakkan didasarnya dan diisi air dan zat anti beku yang dihubungkan dengan pipa yang tegak keatas permukaan tanah. Tinggi cairan dalam pipa menunjukkan ukuran bobot lisimeter, maka permukaannya berubah-ubah sejalan dengan perubahan kandungan air dalam tanah dilisimeter dan dalam tanaman yang sedang tumbuh, walaupun bobotnya kecil saja di bandingkan dengan bobot tanah.
 Jumlah air tanah di tentukan oleh air irigasi dan jumlah hujan dikurangi evapotranspirasi, yaitu gabungan antara penguapan dari tanah dan transpirasi dari tumbuhan. Penguapan dari tanah dapat diduga dengan berbagai macam cara. Lisimeter merupakan metode lapangan paling handal untuk mempelajari evapotransipirasi, tapi memang mahal dan tidak mudah di pindah-pindahkan. Meskipun tidak diseluruh dunia, lisimeter banyak digunakan. Teknik yang lebih umum, menggunakan persamaan perimbangan air untuk menghitung evapotranspirasi dari selisih anars masukkan dan pengeluaran
Et = irigasi + hujan + pengurasan – drainase – aliran permukaan.
Dengan Et = evapo transpirasi, dan pengurasan adalah kehilangan dari cadangan tanah. Pengukuran cadangan air tangah pada awal dan akhir suatu periode menghasilkan nilai pengurasaan.


§      Metode pertukaran gas atau metode kurvet
Dalam metode ini, transpirasi dihitung dengan cara mengukur uap air di atmosfer yang tertutup yang mengelilingi daun. Sehelai daun di kurung dengan sebuah kuvet bening misalnya, dan kelembabapan suhu, dan volume gas yang masuk dan keluar kuvet di ukur.

*      Istilah Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa penguapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut Evapotranspirasi.
Kegunaan dan kerugian transpirasi terhadap tumbuhan, yaitu :
a.    Kegunaan Transpirasi pada tumbuhan antara lain :
Ø Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
Ø Penyerapan dan pengangkutan air, hara
Ø Pengangkutan asimilat
Ø Membuang kelebihan air
Ø Pengaturan bukaan stomata
Ø Mempertahankan suhu daun
Ø Pengangkutan mineral
Ø Pertukaran energi
b.   Pengaruh Transpirasi yang merugikan
Jika tanah cukup mengandung air, laju transpirasi yang tinggi, dalam jangka waktu yang pendek, tidak akan menimbulkan kerusakan yang berarti pada tumbuhan. Tetapi jika kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh traspirasi yang merugikan akan kelihtan dengan layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor. Tingkat kelayuan dan kehilangan air yang diperlukan untuk menimbulkan gejala kelayuan pada tumbuhan sangat beragam. Daun tipis yang umumnya terdiri dari sel parenkima yang berdinding tipis akan layu dengan cepat.
Kelayuan tumbuhan di atas tanah digolongkan sebagai layu sementara atau layu permanen. Layu sementara terjadi jika tanah masih mengandung air yang tersedia bagi tumbuhan. Kelayuan tersebut terjadi akibat kelebihan transpirasi dari absorpsi yang bersifat sementara. Tumbuhan biasanya menjadi segar kembali setelah laju transpirasi menurun. Daun yang layu pada siang hari akan segar kembali pada malam hari atau pagi berikutnya. Daun dapat juga meningkat turgornya pada siang hari jika transpirasi menurun akibat adanya awan, penurun suhu atau hujan kecil walaupun air tersebut tidak sampai menembus ke akar.
Sebaliknya, layu tetap diakibatkan oleh terjadinya kekurangan air yang berat dalam tanah. Akar tidak dapat mengabsorpsi air, maka tumbuhan akan mati kecuali jika persediaan air dalam tanah dapat ditingkatkan kembali.Layu sementara yang terjadi berulang-ulang akan menimbulkan pengaruh yang merugikan pada metabolisme tumbuhan dan tumbuhan yang sering mengalami kelayuan akan tertekan pertumbuhannya. Penyebab utamanya adalah kekurangan air akan menghambat laju pertumbuhan jaringan muda, khususnya proses pembelahan dan pembesaran sel.

B.     Anatomi Stomata
Bentuk dan posisi stomata pada daun beragam, tergantung spesies tumbuhannya. Secara teknis, yang dimaksud dengan stomata adalah celah yang ada diantara dua sel penjaga (guard cell), sedangkan aparatus stomata adalah kedua sel penjaga tersebut. Berdampingan dengan sel penjaga terdapat sel-sel epidermis yang juga telah termodifikasi, yang disebut sebagai sel pendukung (subsidiary cell).
Sel penjaga pada tanaman dikotil umumnya berbentuk seperti sepasang ginjal. Keunikan dari sel penjaga ini adalah bahwa serat halus selulosa (cellulose microfibril) pada dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan yang demikian disebut sebagai miselasi radial (radial micellation). Karena serat selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap air, maka sel ini tidak dapat membesar diameternya, tetapi dapat memanjang. Karena sepasang sel penjaga ini melekat satu sama lain pada kedua ujungnya, maka jika keduanya memanjang (akibat menyerap air) maka keduanya akan melengkung ke arah luar. Kejadian ini akan menyebabkan celah stomata membuka.
Gambar : Stomata

Selain itu juga telah diketahui sejak lama bahwa ketebalan dinding sel penjaga berbeda antara sisi yang bersebelahan dengan celah stomata dan sisi yang jauh dari celah stomata. Dinding sel pada sisi stomata lebih tebal dibanding sisi yang jauh dari celah stomata. Keunikan ini juga memberikan kontribusi terhadap pelengkungan sel penjaga saat tekanan turgornya meningkat. Akan tetapi sebagian ahli berpendapat bahwa kontribusi miselasi radial lebih besar disbanding beda ketebalan dinding sel terhadap pelengkungan sel penjaga.

C.      Pengaruh Lingkungan Terhadap Stomata
Tanaman yang tumbuh pada lingkungan berintensitas cahaya rendah memiliki akar yang lebih kecil, jumlahnya sedikit dan tersusun dari sel yang berdinding tipis. Hal ini terjadi akibat terhambatnya translokasi hasil fotosintesis dari akar. Ruas batang tanaman lebih panjang, tersusun dari sel-sel berdinding tipis, ruang antar sel lebih besar, jaringan pengangkut dan penguat lebih sedikit. Daun berukuran lebih besar, lebih tipis dan ukuran stomata lebih besar, sel epidermis tipis, tetapi jumlah daun lebih sedikit, ruang antar sel lebih banyak. Beberapa teori stomata adalah:
1.      Terhambatnya pertambahan stomata karena differensiasi yang telah ada;
2.      Pembentukan stomata bersama dengan sel-sel yang mengelilinginya sebagai bagian dari pola perkembangan yang sama;
3.      Induksi pola stomata oleh pola jaringan dasar yaitu mesofil (Fahn, l992).
Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis, hal ini disebabkan adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung cepat, sehingga merusak klorofil. Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan membatasi fotosintesis dan menyebabkan cadangan makanan cenderung lebih banyak dipakai. Fotosintesis merupakan proses hidrolisa yang memerlukan air.
Stomata mempunyai mekanisme penyesuaian terhadap perubahan kandungan air tanah, yang dipengaruhi oleh kapasitas tanah penyimpan air. Kenaikan pH lingkungan sangat baik bagi kegiatan enzim posporilase guna mengubah amilum dalam sel penutup stomata menjadi glukosa-l-pospat. Hal ini menyebabkan naiknya nilai osmosis sel-sel penutup yang kemudian menyebabkan masuknya air dari sel tetangga ke sel penutup. Tambahan air ini mengakibatkan turgor pada dinding-dinding sel penutup yang tipis (porus) dan membukalah stomata (Dwijoseputro, l978). Bertambah dan berkurangnya ukuran apertur sel penjaga adalah akibat perubahan tekanan turgor.

D.      Mekanika Stomata Dan Mekanisme Pengendalian Stomata
Proses membuka dan menutupnya stomata banyak dipengaruhi oleh intensitas cahaya di sekitarnya. Jika intensitas cahaya kuat, maka stomata membuka, sebaliknya juga intensitas cahaya rendah (lemah) atau dalam keadaan gelap, stomata akan menutup.
Oleh karena itu, pada siang hari stomata lebih banyak terbuka, sehingga proses transpirasi sangat besar. Gerakan membuka dan menutupnya stomata ini juga disebabkan oleh mengembang dan mengkerutnya sel pengawal (sel penutup). Pada saat cahaya kuat, sel pengawal (penutup) menyerap air dari sel tetangga, yang mengakibatkan sel pengawal mengembang dan tegang. Kondisi ini mengakibatkan bagian dinding sel yang lentur tertarik di belakang ke arah sel tetangga dan bagian dinding sel yang berbatasan dengan lubang stomata ikut tertarik. Hal ini yang menjadikan stomata terbuka sehingga uap air dari dalam rongga antarsel keluar.
Pada saat cahaya lemah atau gelap, sel pengawal kehilangan air karena air dari sel pengawal kembali ke sel tetangga. Hal ini mengakibatkan sel pengawal mengerut dan lemas sehingga stomata tertutup.
Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stoma yaitu:
1)      Faktoreksternal antara lain cahaya matahari, konsentrasi CO2, dan asam absisat
2)      Faktor internal (jam biologis).
Cahaya matahari merangsang sel penjaga menyerap ion K+ dan air, sehingga stoma membuka pada pagi hari.
Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka. Stomata akan menutup apabila terjadi cekaman air. Pada saat cekaman air, zat pengatur tumbuh ABA diproduksi di dalam daun yang menyebabkan membran menjadi bocor sehingga terjadi kehilangan ion K+ dari sel penjaga dan menyebabkan sel penjaga mengkerut sehingga stomata menutup. Faktor internal yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stoma membuka, sedangkanpada malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stoma menutup. Stomata pada sebagian besar tanaman umumnya membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Pada beberapa tumbuhan misalnya kelompok tumbuhan CAM stomata membuka pada malam hari sedangkan pada siang hari stomata menutup. Menutupnya stomata pada siang hari, merupakan adaptasi untuk mengurangi proses penguapan tumbuhan yang hidup di daerah kering. Pada malam hari CO2 masuk ke dalam tanaman dan disimpan dalam bentuk senyawa C4. Selanjutnya senyawa C4 akan membebaskan CO2 pada siang hari sehingga dapat digunakan untuk fotosintesis.
Adaptasi lainnya yang terdapat pada tumbuhan xerofit untuk mengurangi proses transpirasi yaitu memiliki daun dengan stoma tersembunyi (masuk ke bagian dalam) yang ditutupi oleh trikoma (rambut-rambut yang merupakan penjuluran epidermis).
 Pada saat matahari terik, jumlah air yang hilang melalui proses transpirasi lebih tinggi daripada jumlah air yang diserap oleh akar. Untuk mengurangi laju transpirasi tersebut stomata akan menutup.

E.       Peran Transpirasi (Manfaat Transpirasi)
1.         Transpirasi memberikan manfaat sebagai penunjang pengangkutan mineral, mempertahankan turgiditas optimum dan menghilangkan sejumlah besar panas dari daun. Mineral yang diserap kedalam akar bergerak ke atas tumbuhan dengan cara tertentu dalam arus transpirasi, yaitu aliran air melalui xilem akibat transpirasi.
2.         Transpirasi yang terjadi membantu penyerapan mineral dari tanah dan pengangkutannya dalam tumbuhan.
3.         Transpirasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan meningkatnya beberapa unsur tertentu, mencapai jumlah kadar yang meracuni.
4.         Peranan transpirasi dalam tumbuhan yaitu menurunkan atau mendinginkan suhu. Daun yang tidak melakukan transpirasi akan lebih panas beberapa derajat. Perubahan suhu dari daun menunjukkan adanya pertukaran energi dari daun ke lingkungan.



F.       Peranan Transpirasi Terhadap Pertukaran Energi Dan Pertukaran Energi Tumbuhan dan Ekosistem
Transpirasi mendinginkan daun, pengembunan uap air atau es pada daun (berupa embun atau titik- titik es) melepaskan panas (kalor) laten pengembunan air ke daun dan lingkungannya. Radiasi yang datang akan memanaskan daun, tetapi daun memancarkan energi ke lingkungannya. Jika suhu daun berbeda dari suhu udara, akan terjadi pertukaran panas (kalor), mula-mula secara rambatan (yakni: energi molekul di permukaan daun bertukar dengan energi molekul udara yang bersinggungan) dan kemudian secara konveksi (yaitu: sejumlah udara yang dipanaskan akan memuai menjadi lebih ringan, kemudian naik dan turun lagi bila mendingin). Dalam pembahasan selanjutnya, gabungan antara rambatan dan konveksi disebut sebagai konveksi saja. Jika suhu daun berubah, keadaan yang memang lazim terjadi, daun akan menyimpan atau melepaskan panas (kalor). Jika sehelai daun tipis menyimpan panas (kalor) dalam jumlah tertentu, suhunya akan naik dengan cepat; jumlah panas (kalor) yang sama yang disimpan dalam kaktus hanya sedikit saja yang menaikkan suhunya, namun kaktus tetap panas lebih lama. Pada keadaan tetap, ada tiga mekanisme pertukaran energiyang mempengaruhi terjadinya suhu daun, yaitu radiasi, konveksi, dan transpirasi.

G.      Mekanisme Kohesi Untuk Menjelaskan Naiknya Cairan
Dalam naiknya cairan pada tumbuhan, terdapat unsur dasar dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan; yaitu daya penggerak hidrasi (adhesi), dan kohesi air. Daya penggerak adalah gradien potensi air yang semakin menurun (makin negatif) dari tanah, melalui tumbuhan ke atmosfer
Daya hidrasi antara molekul air dan dinding sel disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen, disebut adhesi, yaitu daya tarik antara molekul yang tidak sejenis. Kohesi yang merupakan gaya tarik antar molekul sejenis, adalah kunci dari peristiwa naiknya cairan pada tumbuhan. Inilah daya tarik (juga akibat adanya ikatan hidrogen) antar molekuk air didalam lintasan tersebut. Dalam lingkungan khusus tersebut, daya kohesi sangat tinggi (air mempunyai daya pegang yang besar) sehingga jika air tertarik oleh osmosis dan penguapan dari titik tertentu di dinding sel pada puncak pohon yang tertinggi, tarikan itu berlanjut di sepanjang jalur hingga menuju ke bawah, melalui batang dan akar sampai ke tanah.


H.      Anatomi Lintasan Air Pada Tumbuhan
 Air bergerak dalam lintasan mulai dari tanah, melalui epidermis, korteks dan endodermis, masuk ke jaringan pembuluh akar, naik melalui unsur xilem dalam kayu, masuk ke daun dan akhirnya dengan adanya transpirasi melalui stomata, menuju atmosfer. Struktur khusus lintasan ini (diameter yang cukup kecil dan dinding yang tebal, yang mencegah rebahnya tabung), potensial osmotik yang rendah pada sel batang dan daun hidup, dan kemampuan hidrasi dinding sel, terutama di daun membuat sel tersebut berfungsi.
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu:
1.      pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel – sel akar,
2.      kemudian air itu baru diangkut menuju daun untuk fotosintesis.
Jadi pengangkutan air dan mineral ini dilakukan secara:
*      Diluar berkas pembuluh angkut disebut pengangkutan ekstra vaskuler.
*      Didalam berkas pembuluh angkut disebut pengangkutan intra vaskuler.
Pengangkutan air dengan dua cara ini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang berurutan, artinya:
·         Artinya pertama air dari tanah masuk menuju berkas pengangkut melalui organ diluar berkas yaitu berturutan epidermis - kortex - endodermis - perisikel - baru Xilem
·         Sedang pengangkutan intravasikuler intinya pengangkutan di dalam pembuluh dari akar ke daun , Pembuluh atau saluran yang dilalui adalah Xylem atau pembuluh kayu.


I.         Gradien Potensial Air
Penentuan potensial air sudah sejak lama dikenal oleh V.S Shardakov yang berasal dari Persia. Air mampu melarutkan lebih banyak bahan daripada zat cair umum lainnya. Hal ini memiliki tetapan dielektrik yang termasuk paling tinggi, yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik menarik antar muatan listrik. Karena sifat itu, air menjadi pelarut yang amat kuat bagi elektrolit dan molekul polar seperti gula. Jika air mengandung elektrolit terlarut, maka larutan ini membawa muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang baik. Tapi, jika air benar-benar murni, maka ia adalah penghantar listrik yang buruk. Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak jelas dalam proses osmosis, difusi, dan aliran massa dalam tumbuhan. Protoplasma pada tumbuhan mengungkap sifat air. Struktur molekul protein dan asam nukleat serta aktivitas ptotoplasma bergantung pada hubungannya yang dekat dengan molekul air. Hampir semua molekul protoplasma benar-benar menggantungkan aktivitas kimia khasnya kepada lingkungan air tempat mereka berada. Molekul air secara aktif terlibat dalam reaksi kimia yang menjadi dasar kehidupan.
Volume air yang besar mempunyai lebih banyak energy bebas daripada volume yang lebih kecil dalam kondisi yang sama. Energi bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia disebut potensial kimia. Potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperature konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Hubungan antara air dan tanaman , potensial kimia dari air sering dinyaatakan dengan istilah potensial air. 
Potensial Air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah (dari larutan encer ke larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung air daripada larutan pekat). Potensial air murni adalah nol, adanya substansi yang terlarut di dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air. Sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukan suatu jaringan tumbuhan ke dalam seri larutan yang telah diketahui potensialnya, maka potensial air jaringan tumbuhan dapat dihitung. Jika potensial osmosis di luar sel lebih besar daripada potensial osmosis di dalam sel, maka air berdifusi masuk ke dalam sel (mengalami turgid), sehingga larutan menjadi hipotonis. Namun jika potensial osmosis di luar sel lebih kecil daripada di dalam sel maka, air berdifusi ke luar dan sel akan mengalami plasmolisis (sel menjadi mati), kondisi ini larutan menjadi hipertonis. Dan jika potensial osmosis diluar sel sama besarnya dengan potensial osmosis di dalam sel maka tidak aka nada gerakan air (konsentrasi seimbang), maka lautan ini mengalami isotonis. Larutan yang seringkali digunakan dalam mengestiminasi potensial air adalah larutan sukrosa, sampel yang dimasukan kedalam seri larutan akan kehilangan atau menyerap air secara osmosis.
Osmosis adalah difusi air melalui membran. atau peristiwa perpindahan air dari potensial tinggi ke potensial rendah.Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air.potensial kimia adalah kandungan energi bebas suatu zat permol zat tersebut ( energi bebas mol +).Potensial air daun mempengaruhi transpirasi terutama melalui pengaruhnya terhadap terbentuknya stomata, tetapi juga mempengaruhi kadar uap air dalam ruang udara daun. Dalam fisiologi tumbuhan untuk menunjukan energi bebas yang dikandung dalam bentuk potensial air.
Ketentuan dalam gerakan air:
v  Saat seimbang dinamik, potensial air atau DTD sama.
v  Sila salah satu bagian tidak terbatas misal lengas tanah, potensial ir sama dengan yang tidak terbatas.
v  Sila dua bgian terbatas, potensial air akhir merupakan rata-rata.

J.        Tegangan Didalam Xilem
Air dari lingkungan akan diserap dan bergerak melalui pipa-pipa memanjang di dalam jaringan vaskuler xylem. Daya kering udara menyebabkan terjadinya transpirasi yaitu evaporasi air keudara bebas. Transpirasi menyebabkan air dalam xylem mengalami tegangan sehingga ketika





K.      Anatomi Xilem
Xylem disusunolehseldewasa yang telahmatidankehilangan plasma membrannyasertadindingselnyamengalamipenebalansekunderdandilapisililin. ujungdaridindingselinitelahterperforasisempurnamembentuksaluran yang sangatpanjang. Saluraninimempunyaihubungan yang eratdenganparenkim xylem yang secaraaktifmentransportcairankeluar-masuk xylem.

1)      Susunan Xylem
·         Trakeiddantrakea
Trakeidtidakterdapatperforasi (lubang-lubang) sehingga transport air dan mineral berlangsunglewatnoktahantarasel-selnya.
Trakea, lubang-lubangterdapatpadaujung-ujungnyasehingga transport air dan mineral atauunsurharalainnyadapatberlangsungantarasel yang satudengan yang lain secrabebasmelaluiperforasi.


·         Serabut xylem
Strukturnyaserupaserabutsklerenkim. Meskipunasalnyadaritrakeid yang berdiferensiasilebihlanjutdengandinding yang tebaldannoktahsederhana. Serabutdantrakeidsaling    melekatsehinggasulitdipisahkantetapipadaumunyaselserabutlebihpanjangdaritrakeidkarenaujungnya yang runcingdapatmasukdiantaraselsewaktumemanjang.
·         Parenkim xylem
Sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik pada xylem primer maupun sekunder. Pada xylem sekunder parenkim tersebut berasal dari kambium yang membentuk sel jari-jari sehingga diperoleh sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari
·         UnsurPembuluh
Pembuluhkayu (trakea) ditemukanpadatumbuhanangiosperma, secara individual disebutunsurpembuluh yang salingberhubungan di ujung-ujungnyamembentuksaluran yang panjangorgan.
2)      Fungsi Xylem
Fungsidari xylem adalahmembawa air dan ion terlarut (mineral/unsurhara) padatumbuhan.
















PENUTUP


A.      KESIMPULAN
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi terdiri atas tiga, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi stomata, dan transpirasi lentikuler. Ada dua faktor yang mempengaruhi transpirasi tumbuhan, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan).
Dalam proses transpirasi, air menguap dari dinding sel parenkhima palisade dan parenkhima spongy ke ruang interseluler. Dinding sel pada sisi stomata lebih tebal dibanding sisi yang jauh dari celah stomata.Tanaman yang tumbuh pada lingkungan berintensitas cahaya rendah memiliki akar yang lebih kecil, jumlahnya sedikit dan tersusun dari sel yang berdinding tipis.
Proses membuka dan menutupnya stomata banyak dipengaruhi oleh intensitas cahaya di sekitarnya.Transpirasi mendinginkan daun, pengembunan uap air atau es pada daun (berupa embun atau titik- itik es) melepaskan panas (kalor) laten pengembunan air ke daun dan lingkungannya. Radiasi yang datang akan memanaskan daun, tetapi daun memancarkan energi ke lingkungannya.Dalam naiknya cairan pada tumbuhan, terdapat unsur dasar dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan; yaitu daya penggerak hidrasi (adhesi), dan kohesi air.
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi dilakukan melalui dua cara, yaitu pengangkutan intraveskular, dan pengangkutan ekstraveskular. Volume air yang besar mempunyai lebih banyak energy bebas daripada volume yang lebih kecil dalam kondisi yang sama.Xylem disusun oleh sel dewasa yang telah mati dan kehilangan plasma membrannya serta dinding selnya mengalami penebalan sekunder dan dilapisi lilin.

B.       SARAN
Dalammempelajarimaterifisiologitumbuhanbanyakpokokbahasan yang kurangdipahamiolehkarenaitukitaharusberusahabanyakmencaritahudariberbagaisumberdanjikamemangdiperlukansebaiknyakitamemintabimbingandaridosen yang menjadipenanggungjawabpadamatakuliahtersebut.
DAFTAR PUSTAKA
*      Anonim. Article Plant Physiologi. Dalam
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/janafis/article/view/2617
*      Awalbarri. 2009. MembukadanMenutupnya Stomata dalam
*      Agronomilicous. 2012. PengertiandanAnatomi Stomata dalam
http://agronomilicious.co.id/2012/12/pengertian-dan-anatomi-stomata.html
*      Anonim. 2010. TranspirasiTumbuhandalam
https://biologigonz.co.id/2010/03/transpirasi-tumbuhan.html
*      Anonim. 2016. Proses MembukadanMenutupnya Stomata dalam
http://www.ilmupendidikan.com/2016/09/proses-mekanisme-membuka-dan-menutupnya.html
*      Anonim. Stomata jpg dalam
http://sciencevogel.wikispaces.com/file/view/stomata_1.jpg/33020793/stomata_1.jpg
*      Ekaratnawati.2012.TranspirasiPadaTumbuhandalam
https://ekaratnawati2492.wordpress.com/2012/11/14/transpirasi-pada-tumbuhan-2/
*      Djara,dedy. 2011. Fistumdalam
https://dedhydjara.wordpress.com/2011/12/02/fistum-air/
*      Djara,dedy. 2011. Pengangkutan Air DalamXilemdalam
https://dedhydjara.wordpress.com/2011/11/29/pengangkutan-air-melalui-xilem/
*      NN. PerananTranspirasidalamhttp://www.fisiologi-pohon.com/tag/peranan-transpirasi/
*      NN. 2011. Pergerakan Air DalamSelTanamandalam
http://wboy.co.id/2011/03/pergerakan-air-dalam-sel-tanaman.html
*      NN. 2012. JaringanPembuluhXilemdanFloemdalamhttp://kimeni-kim.co.id/2012/11/jaringan-pembuluh-xilem-dan-floem.html