MAKALAH
“BATANG "(Caulis) ”
UNTUK
MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA kuliah MORFOLOGI TUMBUHAN
OLEH:
Margaretha
Datu Bua’ (15 507 160)
Kelas :IV. D
DOSEN
MATA KULIAH : 1. Dr.Metilistiana Sasinggala, M.Si
2. J.O. Raturandang, M.Pd
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan perkenanan-Nya
sehingga kami dapat menulis dan menyusun makalah ini dengan judul “BATANG” maka
makalah ini berisikan penjelasan mengenai Pengertian batang, perkembangan
batang, bentuk dan sifat batang dan beberapa subpokok bahasan lainnya.
Makalah
ini kami susun secara praktis dan sederhana agar lebih mudah untuk dipahami
para pembaca dengan adanya makalah ini, nantinya kita dapat lebih memahami
tentang bagaimana struktur morfologi pada batang tumbuhan
Kami
juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat kesalahan
bahkan tidak ada kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tondano,
Maret 2017
Kelompok 4
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................................
A.
Latar Belakang........................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C.
Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A.
Pengertian Batang...................................................................................................... 3
B.
Ciri-Ciri Umum Batang............................................................................................. 3
C.
Fungsi Batang............................................................................................................ 4
D.
Jenis-Jenis Batang...................................................................................................... 4
E.
Perkembangan Dan Bentuk-Bentuk Batang ............................................................. 5
F.
Arah Tumbuh Batang ............................................................................................... 7
G.
Percabangan Pada Batang......................................................................................... 13
H.
Modifikasi Batang .................................................................................................... 16
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................
A.
Kesimpulan ............................................................................................................... 19
B.
Saran.......................................................................................................................... 21
Daftar
Pustaka...................................................................................................................... 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Batang
merupakan bagian kedua dari tumbuhan setelah akar. Batang bersatu dengan
akar melanjutkan sari makanan yang dibawa oleh akar melalui jaringan
pengangkut. Pada beberapa jenis tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar dan kentang. Batang pada
umumnya berada di atas permukaan tanah. Ada tiga jenis batang tumbuhan yang
terdapat di sekitar, yaitu batang berkayu, batang berair (batang basah) dan
batang rumput (berongga).. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan,
batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya pada batang terdapat bermacam-macam
jaringan tetapi pada dasarnya batang memiliki lapisan-lapisan jaringan yang
sama dengan akar, yaitu Epidermis, Korteks, dan Silinder pusat (Stele).
Batang
bersifat umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat
dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Terdiri atas
ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah
terdapat daun. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari
(bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh
sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunnyai pertumbuhan yang tidak
terbatas. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnnya tumbuhan tidak
digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
Biasanya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda (Azidin, 1986).
B.
Rumusan
Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan batang?
2. Bagaimana
ciri-ciri pada batang?
3. Apa
fungsi dari batang?
4. Apa
saja jenis-jenis batang tumbuhan?
5. Bagaimana
perkembangan dan bentuk-bentuk batang?
6. Bagaimana
arah tumbuh batang?
7. Bagaimana
percabangan pada batang?
8. Bagaimana
modifikasi pada batang?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan batang.
2. Menjelaskan
cir-ciri umum pada batang.
3. Menjelaskan
fungsi batang pada tumbuhan.
4. Menjelaskan
jenis-jenis batang pada tumbuhan.
5. Menjelaskan
perkembangan dan bentuk-bentuk batang.
6. Menjelaskan
arah tumbuh batang.
7. Menjelaskan
percabangan pada batang.
8. Menjelaskan
modifikasi pada batang.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Batang
Menurut Loveles, 1987
berpendapat bahwa, batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting,
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Menurut sumber wikipwdia dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Batang,
berpendapat bahwa Batang (bahasa Latin:
caulis) merupakan salah satu dari organ
dasar tumbuhan berpembuluh. Batang adalah
sumbu tumbuhan, tempat semua organ
lain bertumpu dan tumbuh. Daun
dan akar
dianggap sebagai perkembangan lanjutan dari batang untuk menjalankan fungsi
yang lebih khusus.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
batang merupakan bagian tumbuhan yang sangat penting dan juga organ dasar
tumbuhan yang berperan sebagai sumbuh tumbuhan dan tempat semua organ lain
bertumpu dan tumbuh.
B.
Ciri-Ciri
Umum Batang
Pada umumnya
batang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Umumnya
berbentuk panjang bulat seperti silinder
atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf
(simetri radial).
2. Terdiri
atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku
inilah muncul tunas yang membentuk cabang batang,
daun, atau akar.
3. Biasanya
tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
4. Selalu
bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan
percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya
tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan
waktu batang masih muda.
C.
Fungsi
Batang
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang
berada di atas tanah, yaitu : bunga, daun, dan buah
2. Memperluas
bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan
di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian
tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
3. Sebagai
jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
4. Menjadi
tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan
D.
Jenis Batang
Apabila
kita memperhatikan macam-macam jenis tumbuhan, maka dapat dibedakan menjadi:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Plata acaulis)
Yaitu
tumbuhan yang tidak berbatang, tetapi sesungguhnya tumbuhan yang tidak
berbatang tidak ada, hanya daunnya tersusun sangat rapat satu sama lain,
sehingga tumbuhan itu seolah-olah tidak berbatang. Contoh: Lobak (Raphanus
sativus L.), Sawi (Brassica juncea L.) Tumbuhan ini tidak
akan tampak berbatang pada saat tumbuhan berbunga. Dan daun-daun yang tersusun
berjejal-jejal satu sama lain yang disebut roset (rosula).
2. Tumbuhan yang berbatang
Yaitu
tumbuhan yang jelas-jelas kelihatan batangnya seperti kita jumpai pada umum
tumbuhan. Tumbuhan berbatang dibedakan sebagai berikut:
a)
Batang
basah (herbaceous), yaitu batang lunak dan berair. Contoh: Pacar air (Impatien
balsamina L.), Bayam duri (Amacanthus spinosus ), Krokot (Portulaca
oleracea L.)
b)
Batang berkayu, Yaitu batang yang biasanya keras dan kuat
karena sebagian besar jaringannya terdiri atas kayu,
dibedakan menjadi:
Ø Semak-semak (frutices), yaitu
tumbuhan yang tidak begitu besar, batangnya berkayu, bercabang-cabang di dekat
permukaan tanah atau kadang kala di dalam tanah. Contoh: Sidaguri (Sida
rhombifolia L.)
Ø Pohon-pohon (arbores), yaitu
tumbuhan tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah. Contoh:
Kenanga (Canangium odoratum Baill.), Kantil (Michelia alba L.),
Mangga (Mangifera indica L.).
3. Batang rumput (calmus)
Yaitu batang tidak keras, mempunyai ruas yang nyata dan
seringkali berongga. Contoh: Padi (Oryza sativa L.), Emprit-empritan
(Eragrostis amabilis O.K), Rumput belulang (Eleusine indica Gaertn.).
4. Batang mendong (calamus)
Yaitu
seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang.
Contoh: Mendong
(Fimbristylis globusa Kunth.), Wlingi (Scirpus grossus L.),
Teki (Cyperus rotundus L).
E.
Perkembangan
dan Bentuk-Bentuk Batang
Pada batang, pertumbuhan primer
ditandai oleh pemanjangan dan pelebaran aksis di bawah meristem apikal.
Meristem apikal terdapat pada ujung batang, cabang, dan akar serta menyusun
suatu bangunan yang disebut titik tumbuh. Titik tumbuh merupakan daerah awal
pembelahan dan pertumbuhan yang mengarah pada pembentukan jaringan di
belakangnya.
Pada tahun 1924, Schmidt
membagi daerah apeks pada angiospermae menjadi dua bagian utama, yaitu
tunika dan korpus. Tunika merupakan lapisan luar yang memilki sifat pembelahan
sel antiklinal, yaitu tegak lurus terhadap permukaan, yang mengakibatkan
peningkatan luas permukaan dan sedikit penambahan kedalaman batang tumbuhan.
Sedangkan korpus merupakan daerah di bagian bawah tunika. Sel-selnya membelah
ke segala arah sehingga meningkatkan volume jaringan. Apabila dilihat di bawah
mikroskop, tunika berwarna lebih terang dibandingkan dengan korpus. Pertumbuhan
dan perkembangan tunika dan korpus membentuk suatu titik tumbuh yang
mengakibatkan batang tumbuh memanjang.
Sel apeks
yang terletak di bagian tengah pada tunika dan korpus (apeks sentral) terkadang
lebih besar dengan vakuola yang berukuran besar pula. Daerah ini merupakan
meristem rusuk yang membentuk deretan sel yang pada tahap lanjut menjadi
empulur. Daerah sentral tersebut dikelilingi oleh meristem perifer (meristem
sisi) yang akan menghasilkan prokambium, kawasan korteks, dan bakal daun. Pada
jarak yang lebih jauh dari apeks,organogenesis (misalnya pembentukan bakal
daun) dan histogenesis (diferensiasi jaringan) menjadi lebih menonjol. Daerah
perifer akan menghasilkan bakal daun, epidermis, korteks, dan jaringan
pembuluh. Dengan demikian, makin jauh dari meristem apeks, ketiga macam
meristem jariingan, yaitu system epidermal, system pembuluh, dan system
jaringan dasar akan terdiferensiasi. Mula-mula dibentuk protoderm, prokambium,
dan meristem dasar kemudian menjadi jaringan dewasa.
Tumbuhan
biji belah (Dycotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian
bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat
dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat
mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae)
sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tak
ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya
tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada
bermacam-macam palma (Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya
yang dimaksud ialah bentuk batang pada penampang melintangnya. Dilihat dari
sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk
batang antara lain:
1)
Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.),
kelapa (Cocos nucifera L.).
2) Bersegi (angularis).
Dalam hal ini ada kemungkinan:
§ Bangun
segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
§ Segi
empat (quadrangularis), misalnya batang markisah
3) Pipih dan
biasanya melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
§ Filokladia (phyllocladium), jika amat
pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada Jakang (Muehlenbeckia
platyclada Meissn.),
§ Kladodia (Cladodium), jika masih tumbuh
terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris ).
Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang
bermacam-macam. Kita dapat membedakan permukaan batang yang:
1) Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea
mays ),
2) Berusuk (costatus), jika pada permukaannya
terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides ),
3) Beralur (sulcatus), jika batang membujur
terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada Cereus peruvianus )
4) Bersayap (alatus), biasanya pada batang
yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis,
misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah (Passiflora
quadrangularis ).
Selain dari itu permukaan batang dapat pula:
Ø Berambut (pilosus), misalnya pada tembakau
(Nicotiana tabacum )
Ø Berduri (spinosus), misalnya pada
mawar (Rosa sp),
Ø Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya
(Carica papaya ) dan kelapa (Cocos nucifera ),
Ø Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya:
nangka (Artocarpus integra Merr.), keluwih (Artocarpus comunis ),
Ø Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia
stipulate ),
Ø Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian
kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu biji (Psidium guajava )
dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron ).
F.
Arah Tumbu Batang
Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya,
meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan
variasi, dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya:
1. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya
lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya ).
Gambar arah tumbuh batang tegak lurus
2. Menggantung (dependens, pendulus), ini
tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng
atau tepi jurang, misalnya Zebrina pendula Schnitzl., atau tumbuh-tumbuhan yang
hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek (Orchidaceae) tertentu.
Gambar arah tumbuh batang menggantung
3. Berbaring (humifusus), jika batang
terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok ke
atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgarisSchrad.).
Gambar arah tumbuh batang berbaring
4. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring
tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea
batatas ).
Gambar arah tumbuh batang menjalar
5. Serong ke atas atau condong (ascendens),
pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya membelok ke
atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea ).
Gambar
arah tumbuh batang serong ke atas
6. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak
lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga
matahari (Helianthus annuus ).
Gambar arah tumbuh batang mengangguk
7. Memanjat (scandens), yaitu jika batang
tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang berupa benda mati ataupun tumbuhan
lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk
“berpegangan” pada penunjang ini, misalnya dengan:
Ø Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle )
Ø Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia )
Ø Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis
vinifera )
Ø Daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang
sungsang (Gloriosa superba )
Ø Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum
sativum )
Ø Duri, misalnya mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea
spectabilis Willd.)
Ø Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius )
Ø Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir ).
8. Membelit (volubilis), jika batang naik ke
atas dengan menggunakan penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi
tidak menggunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik
dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang
:
Ø Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis),
jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Dapat pula dikatakan demikian: jika kita mengikuti jalannya batang yang
membelit itu, penunjang akan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit
ke kiri misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea ),
Ø Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis).
Jika arah belitan sama dengan arah gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti
arah belitan, penunjang akan selalu di sebelah kanan kita. Batang tumbuhan yang
membelit ke kanan tidak banyak ditemukan, contoh: gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
G.
Percabangan
Pada Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang
tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea mays L.).
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan 3 macam cara
percabangan, yaitu:
1. percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu
tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (Lebih cepat pertumbuhannya)
daripada cabang-cabangnya misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia ).
2. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan,
karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin menghentikan pertumbuhannya atau
kalah besar dan kalah cepat pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya, misalnya
pada sawo manila (Achras zapota ).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara
percabangan, yang setiap kali batang menjadi
dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis ).
Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari
batang pokok lazimnya disebut dahan (ramus), sedang cabang-cabang
yang kecil dinamakan ranting(ramulus).
Berdasarkan sifatnya, cabang-cabang pada suatu
tumbuhan dapat bermacam-macam, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan
seperti di bawah ini:
a. Cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan
dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar.
Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-masing dapat terpisah
merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam
dua macam yaitu:
§ Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica)
dan arbe (Fragraria vesca )
§ Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus
rotundus ), kentang (Solanum tuberosum ).
b. Wiwilan atau tunas air (Virga singularis),
yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan
seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali
terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan pohon coklat (Theobroma
cacao).
c. Sirung
panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan
pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang
demikian tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula
cabang yang mandul (steril).
d. Sirung pendek (virgula atau virgula
sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang
selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat
menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang
subur (fertil).
Gambar percabangan pada
batang
v Konstruksi
percabangan
Percabangan pada batang menghasilkan arsitektur batang
serta menentukan bentuk dari tumbuhan secara keseluruhan.
1. Pohon Tidak Bercabang
Jenis-jenisnya yaitu:
1) Model Holtum: pohon memiliki satu
sumbu saja,tidak bercabang dan tunas terminal berkembang menjadi
perbungaan.Contoh:Agave sp,Metroxylon sagu.
2) Model Corner: Pohon memiliki satu
sumbu,tidak bercabang dan perbungaan lateral,meristem apek tumbuh terus.Contoh:
Carica papaya,Cocos nucifera.
2. Pohon Bercabang
Ø Sumbu vegetatif
semua ekivalen dan ortotrop
Ada beberapa model dalam kelompok
ini,yaitu:
1) Model Tomlinson
Dari tunas ketiak di bawah tanah tumbuh sumbu baru tegak
ke atas, tiap sumbu di atas tanah membentuk perakaran sendiri dan ekivalen
dengan kaulomer lain, Contoh:
pisang(Musa paradise),jahe-jahean(Zingiberaceae).
2) Model Chamberlain
Sumbu
vegetatif di atas tanah lurus yang terdiri dari beberapa kaulomer yang
bersinambungan (simpodial), tiap kauloer tumbuh sampai menghasilkan perbungaan
terminal dan setiap kaulomer hanya menghasilkan satu kaulomer anak di bawah
perbungaan terminal. Contoh: Clerodendron paniculatum,Jatropha multifida.
3) Model Leeuwenberg
Sumbu batang di atas tanah beruas dalam tiga
dimensi,karena kaulomer awal tumbuh sampai tunas terminal berkembang jadi
perbungaan, tepat di bawah perbungaan berkembang 3 tunas ketiak yang masing-masing
tumbuh menjadi kaulomer dan menempati ruang 3 dimensi. Contoh: Manihot esculenta(ubi gajah),Plumeria
acuminate(kamboja).
Ø Sumbu vegetatif terdiferensiasi
Model kelompok ini,diantaranya yaitu:
1) Model Kwan Koriba
Pohon memperlihatkan struktur beruas,dan beberapa
kaulomer monocarp,
percabangan batang simpodial,dari kaulomer induk perbungaan
terminal,kemudian dari tunas ketiak berkembang 3 kaulomer yang identik, salah
satu kaulomer memperlihatkan pertumbuhan yang cepat denan arah vertical dan berdiferensiasi
menjadi batang tengah sedangkan yang lain menjadi kaulomer cabang. Contoh: Combreto dendron
africanum.
2) Model Aubreville
Batang
pokok monopodium yang ritmis, cabang beruas dan plagiotrop menurut
aposisi caulomer secara tak terbatas, letak daun pada kaulomer spiral, perbungaan lateral baik
pada batang pokok atau kaulomer cabang, kaulomer cabang tumbuh tak terbatas
tetapi sangat lambat.
Contoh:Teminalia catappa (ketaping).
3) Model Roux
Batang
pokok monopodium ortotrop dengan cabang kontiniu atau difus dan duduk daun
spiral, cabang plagitrop dengan daun berhadapan, cabang sering
monopodium dan dapat juga simpodium, contoh:Coffea Arabica (kopi).
Ø Sumbu vegetatif
dengan struktur campur
Ada beberapa model dalam kelompok ini
di antaranya adalah:
1) Model champagnat
Batang pokok
ortotrop simpodial,bagian distal dari setiap unit simpodial melengkung karena
terlalu berat dan tidak di dukung oleh jaringan penyokong yang cukup, filotaksis daun spiral, contoh:Sambucus
sp.
2) Model Troll
Bisa terjadi pada batang pokok monopodium atau simpodium,
pertumbuhan awal ortotrop kemudian berubah menjadi plagiotrop,daun cenderung
berhadapan, sumbu pertama
bersifat ortotrop,sumbu berikutnya mulai berdiferensiasi ke arah horizontal
secara bertahap dan pada pohon yang sudah dewasa cabang sama sekali plagiotrop, contoh pada flamboyant(Delonix
regia).
H.
Modikasi
Batang
Batang
yang bentuknya berubah disebut batang yang telah mengalami modifikasi. Batang
dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas
khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Pada batang,
buku adalah tempat melekatnya daun pada batang, dan batang diantara 2 daun
berurutan disebut ruas. Kuncup yang terletak pada ujung batang disebut kuncup
terminal. Bersama kuncup aksilar, kuncup terminal akan menentukan bentuk dari
percabangan. Beberapa modifikasi batang antara lain:
1. Stolon
/ Geragih
Stolon adalah batang horizontal panjang yang
menjalar di atas atau dalam tanah maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh
tunas dan membentuk akar. Setelah beberapa waktu tanaman ini tumbuh memanjang
dan menjauhi induknya lalu membengkok ke atas membentuk individu baru. Cabang
yang demikian itu dibedakan menjadi :
§ Cabang
yang Merayap di Atas Tanah
Misalnya pada daun kaki
kuda ( Centella asiatica ) dan arbei ( Fragraria
vesca ).
vesca ).
§ Cabang
yang Merayap di Bawah Tanah
Misalnya teki ( Cyperus
rotundus ), kentang
§ Cabang
yang Merayap di Bawah Air
Misalnya pada eceng
gondok ( Eichornia crassipes ).
2. Rhizoma
/ Rimpang
Rimpang adalah batang di bawah tanah yang tumbuh
horisontal dan biasanya bercabang, berbuku, beruas, daun yang melekat pada buku
berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan warnanya tidak hijau. Rimpang .
Rimpang merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan, contohnya antara
lain pada tanaman tasbih(Canna edulis Ker), kerut (Maranta arundina L).
Rimpang merupakan organ modifikasi batang bukan akar
dengan ciri sebagai berikut:
·
berdaun, tetapi daun melekat pada buku,
telah menjelma menjadi sisik-sisik yang tipis seperti selaput dan tidak hijau.
·
Mempunyai kuncup-kuncup
·
Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air,
kadang ke atas dan muncul ke tanah
3. Umbi
Batang (tuber)
Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi
bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan
untuk fotosintesis. Umbi batang merupakan salah satu bentuk modifikasi batang
yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi batang merupakan
pembengkakan batang yang di dalamnya terdapat jaringan yang digunakan untuk
menyimpan zat cadangan makanan. Ciri dari umbi batang adalah :
·
Berada di bawah permukaan tanah
·
Terdapat tunas
·
Batang menebal namun tidak tertutup daun
sisik
·
Buku pada kuncup tiap ketiak tetap
tampak.
Contoh dari umbi batang adalah Kentang ( Solanum
tuberosum ). Pada pangkal batang kentang diatas tanah, tumbuh sejumlah geragih
yang memasuki tanah dan menjadi panjang. Di saat kegiatan meristem apeks di
ujung geragih terhenti sehinnga tidak bertambah panjang. Sebagian tumbuh
menjadi umbi kentang. Perbanyakan vegetative dapat dilakukan dengan menanam
sebagian batang dengan tunas ketiaknya.
4. Umbi
Lapis
Umbi ini terselubung oleh lapisan luar yang kering
dan tipis seperti selaput. Penutup yang dinamakan tunika, berperan sebagai
pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanik terhadap umbi. Sisik berdaging
tersusun sebagai lapisan continue dan konsentris sehingga berstruktur padat.
Umbi lapis jika ditinjau asalnya adalah penjelmaan batang beserta daunnya.
Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis yaitu
yang terdiri dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging,
merupakan bagian umbi yang menyimpan zat cadangan, sedang batangnya hanya
bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu. Contoh pada bawang merah ( Allium cepa ).
5. Kormus
Terdiri dari batang pendek dan gemuk yang
berorientasi vertical dalam tanah dan diselubungi sisik ( daun ) kering. Kormus
dapat menghasilkan anak kormus yang disebut kormel yang merupakan tunas yang
berkembang di ketiak daun pada kormus induk. Seringkali kormel terdapat di
ujung sumbu batang yang tergolong geragih . Pada kormus dapat dibedakan ruas
dan buku. Sebagian besar kormus terdiri dari parenkim yang berisi cadangan
makanan. Pada kormus yang dewasa, dasar daun kering bertahan pada buku-buku dan
menyelubungi serta menutupi kormus. Tutup atau tunika ini melindungi kormus
terhadap luka dan kekeringan. Di setiap buku kormus terdapat kuncup ( tunas )
ketiak. Contoh tanaman yang berkormus adalah Gladiolus gandavensis.
6. Umbi
Sisik
Sisik terpisah dan tidak sama tingginya serta semua
melekat pada papan basal. Pada umumnya umbi sisik ini mudah rusak dan perlu
dirawat agar tetap lembab, sebab akan luka jika kekeringan. Pada waktu panen
tampak bahwa pada umbi terdapat priordium akar. Akar ini tidak akan mengalami
pemanjangan sebelum ditanam
pada lingkungan yang sesuai. Contoh tumbuhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga lili ( Lilium longiflorum ).
pada lingkungan yang sesuai. Contoh tumbuhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga lili ( Lilium longiflorum ).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Batang merupakan bagian tumbuhan yang sangat penting
dan juga organ dasar tumbuhan yang berperan sebagai sumbuh tumbuhan dan tempat
semua organ lain bertumpu dan tumbuh. Apabila kita memperhatikan macam-macam jenis tumbuhan, maka
dapat dibedakan menjadi:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Plata acaulis), Contoh: Lobak (Raphanus
sativus L.), Sawi (Brassica juncea L.)
2. Tumbuhan yang berbatang, terdiri
dari:
a.
Batang
basah (herbaceous) : bayam duri (Amacanthus spinosus L.)
b.
Batang
berkayu : contoh mangga (Mangifera indica L.)
3. Batang rumput (calmus): Contoh: Padi
(Oryza sativa L.)
4. Batang mendong (calamus): Teki (Cyperus
rotundus L.
Dilihat dari
sudut bentuk penampang melintangnya, macam-macam bentuk batang:
1. Bulat (teres),
misalnya bambu (Bambusa sp.)
2. Bersegi (angularis), Bangun segitiga (triangularis),
misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
3. Pipih dan
biasanya melebar menyerupai daun.
Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan dibedakan
menjadi:
1) Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea
mays L.),
2) Berusuk (costatus), misalnya iler (Coleus
scutellarioides Benth.),
3) Beralur (sulcatus), misalnya pada Cereus
peruvianus (L.)
4) Bersayap (alatus), misalnya pada ubi (Dioscorea
alata L.)
Selain dari itu permukaan batang dapat pula:
Ø Berambut (pilosus), misalnya pada tembakau
(Nicotiana tabacum L.)
Ø Berduri (spinosus), misalnya pada
mawar (Rosa sp),
Ø Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya
(Carica papaya L.)
Ø Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya:
nangka (Artocarpus integra Merr.)
Ø Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia
stipulate Boiv.),
Ø
Keadaan-keadaan
lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada
jambu biji (Psidium guajava L.)
Batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi
mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini
dibedakan batang yang tumbuhnya:
1. Tegak lurus (erectus), misalnya papaya (Carica
papaya L.)
2. Menggantung (dependens, pendulus),
misalnya jenis anggrek (Orchidaceae) tertentu.
3. Berbaring (humifusus), misalnya pada
semangka (Citrullus vulgarisSchrad.),
4. Menjalar atau merayap (repens), misalnya batang ubi
jalar (Ipomoea batatas Poir.).
5. Serong ke atas atau condong (ascendens),
misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L).
6. Mengangguk (nutans), misalnya pada bunga
matahari (Helianthus annuus L.),
7. Memanjat (scandens), misalnya dengan:
Ø Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
Ø Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
Ø Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis
vinifera L.),
Ø Daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa
superba L.),
Ø Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum
sativum L.),
Ø Duri, misalnya mawar (Rosa sp),
Ø Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.),
Ø Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).
8. Membelit (volubilis), menurut arah
melilitnya dibedakan lagi batang yang :
Ø Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis),
misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.),
Ø Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). contoh:
gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya
dibedakan 3 macam cara percabangan, yaitu:
1. Cara percabangan monopodial, misalnya pohon cemara (Casuarina
equisetifolia L.).
2. Percabangan simpodial, misalnya pada sawo manila (Achras
zapota L.).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, misalnya paku
andam (Gleichenia linearis Clarke).
Percabangan pada batang menghasilkan arsitektur batang
serta menentukan bentuk dari tumbuhan secara keseluruhan.
1.
Pohon Tidak Bercabang, Jenis-jenisnya yaitu:
1) Model Holtum: Contoh:Agave
sp,Metroxylon sagu
2) Model Corner: Contoh: Carica
papaya,Cocos nucifera.
2.
Pohon
Bercabang
1) Sumbu vegetatif
semua ekivalen dan ortotrop
Ada beberapa model dalam kelompok
ini,yaitu:
3) Model Tomlinson, contoh: pisang(Musa
spp),jahe-jahean(Zingiberaceae).
4) Model Chamberlain, contoh: Clerodendron
paniculatum,Jatropha multifida.
5) Model Leeuwenberg, contoh: Manihot
esculenta(ubi gajah),Plumeria acuminate (kamboja).
2) Sumbu vegetatif terdiferensiasi
6) Model Kwan Koriba, contoh: Combreto
dendron africanum.
7) Model Aubreville, contoh:Teminalia
catappa(ketaping).
8) Model Roux, contoh:Coffea Arabica(kopi).
3) Sumbu vegetatif
dengan struktur campur
9) Model champagnat, contoh:Sambucus
sp.
10) Model Troll, contoh:pada flamboyant(Delonix
regia).
Beberapa
modifikasi batang antara lain:
1. Stolon
/ Geragih
2. Rhizoma
/ Rimpang, contohnya antara lain pada tanaman tasbih(Canna edulis Ker), kerut
(Maranta arundina L).
3. Umbi
Batang, contoh dari umbi batang adalah Kentang ( Solanum tuberosum ).
4. Umbi
Lapis, contoh pada bawang merah ( Allium
cepa ).
5. Kormus,
contoh tanaman yang berkormus adalah Gladiolus
gandavensis.
6. Umbi
Sisik, contoh tumbuhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga lili (
Lilium longiflorum ).
B.
Saran
Daftar
Pustaka
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Anonim.
Morfologi Batang dalam https://www.slideshare.net/AboeKhair/morfologi-batang
Agro.
Beberapa Tipe Percabangan Pada Batang dalam http://agroteknologi.web.id/beberapa-tipe-percabangan-pada-batang/
Niviavia.
2013. Makalah Morfologi Batang https://niviavia.files.wordpress.com/2013/04/Makalah
Morfologi Batang.pdf
Rianawaty,Ida.
2011. Morfologi Tumbuhan Batang https://idarianawaty.files.wordpress.com/2011/07/morfologi
-tumbuhan-batang.pdf
Siana.
2014. Pengertian, Fungsi, Jenis dan Struktur
Batang http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-jenis-struktur-batang.html#
Faperta. Bahan Ajar
Botani dalam http://faperta.unand.ac.id/deposit/BahanAjarBotani.pdf
Wiki. Batang dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Batang