LAPORAN
PRAKTIKUM
“PENGAMATAN JENIS-JENIS SERANGGA”
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Entomologi
DISUSUN OLEH :
MARGARETHA
DATU BUA’ / III.D
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Insekta (dalam bahasa latin, insecti =
serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya
kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, dan belalang.Ciri khususnya
adalah kakinya yang berjumlah enam.Karena itu pula sering juga disebut
hexapoda. Insekta dapat hidup diberbagai habitat , yaitu air tawar, laut, dan
daratan. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrate yang dapat
terbang.Insekta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.Tubuh insekta
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki
organ yang berkembang biak, yaitu adanya sepasang antenna, mata majemuk (mata
faset), dan mata tunggal (oseli). Insekta memiliki organ perasa yang disebut
palpus.Insekta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen
insekta tidak memiliki anggota tubuh.
Keanekaragaman merupakan kata yang tepat
untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda yang dapat terjadi
akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur dan lainnya.Pada
dasarnya semua makhluk hidup memiliki keanekaragaman.Keanekaragaman makhluk
hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antar makhluk
hidup.Keanekaragaman ada yang terjadi secara alami dan ada juga yang terjadi
secara buatan. Keanekaragaman alami merupakan keanekaragaman yang terjadi
akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan ligkungannya . Keanekaragaman hewan
menunjukkan berbagai variasi
dalam bentuk, struktur tubuh,
warna, jumlah, dan sifat lainnya di suatu daerah. Sedangkan keanekaragaman
dari makhluk hidup
dapat terlihat dengan adanya
persamaan ciri antar makhluk hidup .
Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa
dalam ukuran, bentuk dan perilaku.Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di
bumi ini diduga berkaitan erat dengan rangka luar (eksoskeleton) yang
dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga merangkap sebagai rangka penunjang
tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang sebagian
besar jenis serangga.Ukuran badannya yang relatif kecil menyebabkan kebutuhan
makannya juga relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh perlindungan terhadap
serangan musuhnya.Serangga juga memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar
dalam waktu singkat, dan keragaman genetik yang lebih besar. Dengan
kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyak jenis serangga merupakan
hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan sifat resistensi
terhadap insektisida. (Angga, 2009 ).
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan
manusia seperti lebah madu, ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh
alami hama atau serangga perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan
bahkan sebagai makanan bagi mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari
kita mengenal serangga dari aspek merugikan kehidupan manusia karena banyak di
antaranya menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi
pembawa (vektor) bagi berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah.
Walaupun demikian sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari
semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya
maka diharapkan akan efisien manusia mengendalikan kehidupan serangga yang
merugikan ini (Angga, 2009 ).
B.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis serangga dan mengidentifikasi jenis- jenis serangga yang
ada di lingkungan sekitar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serangga (disebut pulaInsecta)
merupakan kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam
(tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani)
yang berarti berkaki enam. Kajian mengenai kehidupan serangga disebut
entomologi. Serangga termasuk dalam kelas insecta (subfilum Uniramia) yang
dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera
(misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan
Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari
4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo
lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.Serangga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.Ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa
dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya
menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas
mirip cacing. Ketiga bagian tubuh
serangga dewasa adalah
kepala (caput), dada (thorax),
dan perut (abdomen). Kepala terdiri
atas alat tambahan seperti mata facet, ocelli, dan antena.Toraks terdiri atas
tiga segmen (ruas) dan pada setiap ruas terdapat sepasang kaki jalan sehingga
kaki serangga berjumlah tiga pasang atau enam buah.Abdomen terdiri dari 11
ruas, dari beberapa ruas bersatu sehingga menjadi kurang 11 ruas.
Insecta (serangga) memiliki beberapa ciri-ciri
berdasarkan anatomi dan morfologi insecta. Ciri-ciri insecta (serangga) adalah
sebagai berikut..
Ø Tubuh
dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada, dan perut
Ø Pada
kepala terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan
satu pasang antena sebagai alat peraba
Ø Alat
mulut difungsikan untuk mengunyah, mengigit, menjilat dan mengisap
Ø Kaki
berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya
Ø Bagian
mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan
bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
Ø Dada
(thorax) terdiri dari tiga ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan metathorax.
Pada segmen terdapat sepasang kaki.
Ø Setiap
mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada juga yang tidak
memiliki sayap
Ø Alat
pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum,
dan anus
Ø Sistem
pernapasan dengan sistem trakhea
Ø Sistem
saraf tangga tali
Ø Pada
umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai
dewasa
Ø Tempat
hidup di air tawar dan darat
Ø Sistem
peredaran darah terbuka
Ø Alat
kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal
Ø Perut
(abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang
betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk
meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membram
Tympanum
Berdasarkan
ada atau tidaknya sayap, Insecta dibagi dalam beberapa subkelas, antara lain
Apterygota dan Ptergota. Apterygota,
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata a dan pteron.aberarti
tidak, dan pteron berarti sayap. Apterygota adalah kelompok serangga
yang tidak memiliki sayap, sedikit atau tidak mengalami metamorfosis, memiliki appendage
di bagian ventral abdomen, dan umumnya memiliki ukuran yang kurang dari 5
mm. Appendage adalah bagian tubuh yang menonjol, dapat digerakkan, dan
berfungsi sebagai alat gerak, alat indra, untuk makan, atau keperluan lainnya.
Apterygota hidup di tempat lembab yang mengandung humus atau sampah organik,
dan ada pula yang memakan buku atau pakaian. Serangga termasuk Apterygota,
antara lain ordo Thysanura (Lepisma saccharina -kutu buku) dan Archaeognatha
(Petrobius martimus)
Ø Tidak
bersayap
Ø Tipe
mulutnya mengigit
Ø Tidak
mengalami metamorfosis (ametabola)
Ø Anetanya
panjang tidak beruas-beruas
Ø Batas
antara kepala, dada, dan perut tidak jelas
Ø Contoh spesiesnya
yaitu kutu buku (Lepisma sachariana)
Ø Kutu buku
dapat dapat merusak buku karna dapat mengeluarkan selulase
Pterygota merupakan kelompok serangga yang
memiliki sayap atau tidak bersayap, dan mengalami metamorfosis.Serangga yang
tidak bersayap contohnya semut dan anai-anai.
Ciri-Ciri Apterygota :
Ciri-Ciri Apterygota :
Ø Memiliki
sayap
Ø Mengalami
metamorfosis
Ø Tipe
mulut yang bervariasi
Pterygota dibedakan dalam dua kelompok yaitu exopterygota dan
endopterygota.
Exopterygota, memiliki sayap yang berkembang di
luar yang tumbuh di tonjolan luar dinding tubuh yang melebar.Exopterygota
mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contohnya ordo Ephemeroptera (Ephemeroptera sp. - lalat hidup sehari), Odonata (Pantala sp. - capung kuning), Orthoptera (Gryllus sp.- jangkrik), Isoptera
(Reticulitermes - rayap), Plecoptera (Taeniopteryx sp.), Hemiptera
(Aphis pomo- kutu daun), dan Thysanoptera (Thrips palmi).
Endopterygota, memiliki sayap yang berkembang
di bawah kutikula dalam bentuk lipatan.Perumbuhan sayap dimulai dari fase pupa
(kepompong) hingga tumbuh dengan sempurna pada fae imago (dewasa).Endopterygota
mengalami metamorfosis sempurna.Contohnya ordo Megaloptera (Sialis sp.).Hymenoptera (Oecophylla saragilla - semut rangrang), Siphonaptera (Pulex irritans), Trichoptera (Phryganea sp. -
lalat kadis), Lepidoptera (Apatura iris), Raphiidioptera (Turcoraphidia
acerba), Mecoptera (Panorpa communis - lalat kalajengking), Diptera (Musca domestica - lalat rumah).
Umumnya cara reproduksi serangga adalah
seksual di mana sel telur dan sperma bersatu. Sel telur yang telah di buahi
akan berkembang menjadi embrio melalui tahapan-tahapan yang mirip dengan hewan
lain. Selanjutnya serangga yang baru terbentuk ini dapat keluar melalui cara
oviparitas, ovoviviparitas, atau viviparitas. Setelah embrio terbentuk, akan
terjadi pertumbuhan dan perkembangan pasca embrio. Setelah telur menetas,
serangga pra dewasa mengalami beberapa serangkai perubahan sampai mencapai
bentuk dan ukuran serangga dewasa (imago) yang dinamakan metamorfosis. Dalam
metamorphosis melibatkan proses ganti kulit yang disebut ekdisis yang terjadi
secara berkala. Pada proses ini eksoskleton ditanggalkan dan diganti dengan
kulit yang baru, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan serangga.
Eksoskeleton yang ditanggalkan disebut eksuvium. Adanya metamorphosis serangga
secara ekologis diperoleh beberapa keuntungan, seperti : adanya perbedaan
habitat, beberapa larva serangga mempunyai habitat yang berbeda dengan habitat
imagonya dan adanya perbedaan makanan untuk larva dan imagonya.
Metamorfosis
serangga dapat dikelompokkan ke dalam 4 tipe, yaitu :
a.
Tanpa Metamorfosis (Ametabola)
Pada tipe ini, serangga pradewasa memiliki
bentuk luar serupa dengan serangga dewasa kecuali ukuran dan kematangan alat
kelaminnya. Pada Thysanura, serangga dewasa juga mengalami proses ganti kulit.
Serangga pradewasa disebut dengan gaead. Gaead dan imago biasanya hidup pada
habitat yang sama dengan makanan yang sama pula. Tipe metamorphosis ini
terdapat pada serangga yang bersayap yang masih primitive, yaitu serangga dari
subkelas Apterygota, yakni ordo Protura, Diplura, Colembolla, dan Thysanura.
b. Metamorfosis
Bertahap (Paurometabola)
Pada tipe ini, bentuk umum serangga
pradewasa menyerupai serangga dewasa, tetapi terjadi perubahan bentuk secara
bertahap seperti terbentuknya bakal sayap dan embelan alat kelamin pada instar
yang lebih tua serta pertambahan ukuran.Nimfa adalah serangga pradewasa yang
mempunyai bakal sayap diluar tubuhnya. Nimfa dan imago dari tipe ini memiliki
tempat hidup dan makanan yang sama dan mereka sama-sama aktif makan tanaman.
Nimfa dan imago sama-sama menjadi hama. Nimfa berbeda dengan imago terutama
dalam hal ukuran, perkembangan sayap, dan alat kelaminnya.Golongan serangga
yang memiliki metamorphosis ini pada ordo Orthoptera (belalang), Isoptera
(rayap), Thysanoptera (thrips), Hemiptera (kutu busuk), Anoplura (kutu
penghisap), neuroptera (undur-undur), dan Dermaptera (cocopet).
c. Metamorphosis Tidak
Sempurna (Hemimetabola)
Pada tipe ini, perbedaan anatara serangga dewasa dan
pradewasa lebih nyata dibandingkan dengan perkembangan paurometabola.Serangga
pradewasa disebut naiad.Serangga yang memiliki perkembangan hemimetabola adalah
ordo Odonata (Capung).
Ciri-ciri dari serangga
dengan metamorphosis ini adalah :
§ Naiad
dan imago hidup pada habitat yang berbeda (naiad hidup di air, sedang imago
hidup di darat).
§ Naiad
memiliki beberapa modifikasi, misalnya insang trachea, tungkai untuk melekat,
memanjat atau menggali, modifikasi tubuh untuk berenang dan alat mulut untuk
mencari makanan dalam air.
§ Imago
hidup di darat dan cara mencari makanannya berbeda dengan naiad.
d. Metamorphosis
Sempurna (Holometabola)
Pada tipe ini serangga pradewasa (larva dan pupa)
biasanya memiliki bentuk yang sangat berbeda dengan serangg adewasa.Larva
memiliki fase yang sangat aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk
peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyusunan kembali
alat-alat tubuh bagian dalam dan luar. Berbeda dengan perkembangan
paurometabola dan hemimetabola, pada perkembangan holometabola sayap berkembang
secara internal dari sekelompok sel dorman yang disebut tunas sayap.
Serangga pradewasa biasanya menempati habitat yang
berbeda dengan serangga dewasa.Makanan serangga pradewasa juga umumnya berbeda
dengan serangga dewasa.Pupa (kepompong), mungkin terlindung dalam rumah pupa
(kokon) yang terbuat dari sutra atau bahan lainnya. Kokon dibuat oleh larva instar
terakhir, beberapa saat sebelum membentuk pupa. Pada beberapa jenis serangga
dari ordo Diptera, pupa terlindung dalam eksudium larva instar terakhir yang
mengeras, dan rumah pupa semacam ini disebut puparium. Serangga yang mengalami
metamorphosis sempurna yaitu seperti pada serangga dari ordo Coloeptera (bangsa
kumbang), Diptera (bangsa lalat), Lepidoptera (bangsa kupu-kupu dan ngengat),
Hymenoptera (bangsa semut dan tabuhan), dan lain-lain.
Habitat serangga dewasa dan pradewasa ada yang sama
dan ada yang berbeda. Pada ordo Lepidoptera, larva aktif makan dan biasanya
menjadi hama, sedanngkan serangga dewasa hanya menghisap nectar atau madu
bunga. Pada ordo Coloeptera, umumnya larva dan imago aktif makan dengan habitat
yang sama, sehingga kedua-duanya menjadi hama.
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk
limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaan pada proses penyerbukan
maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai
ekonomi tinggi, dan juga penghasil madu.
Insecta memiliki peranan yang bermanfaat atau
menguntungkan bagi manusia dan ada juga yang merugikan manusia antara lain
sebagai berikut:
a.
Insecta yang Menguntungkan
Ø Insecta
terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani karena dapat
membantu dalam proses penyerukan pada bunga
Ø Dalam
bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang dapat
menghasilkan sutra. contoh : Bombix morl
Ø Dapat
menghasilkan madu. Misalnya :Lebah madu (Apis mellifera)
Ø Mata
rantai makanan yang penting bagi kehidupan
Ø Dapat
dikonsumsi, seperti gangsir, laron, dan larva lebah (tembayak) yang dapat
diperoleh secara musiman.
b. Insecta yang Merugikan
Ø Menularkan
beberapa macam bibit penyakit seperti, lalat, kecoak, tikus dan kolera
Ø Merusak
tanaman budidaya manusia, seperti ulat, kumbang kelapa, dan belalang
Ø Serangga
banyak yang hidup dengan parasit pada ternak maupun ikan
Ø Parasit
pada manusia (menghisap darah) seperti kutu busuk, nyamuk, dan kutu kepala
Ø Dapat
merusak bahan bangunan, seperti rayap dan kumbang kayu
Ø Merusak
bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai) oleh berbagai Coleoptera,
misalnya kumbang beras
Ø Menyebabkan
penyakit pada tanaman, seperti Nilapervata lugens (wereng) menyebabkan
penykit virus tungro, walang sangit yang mengisap cairan biji padi muda
sehingga tanaman padi menjadi puso
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum lapangan ini
dilaksanakan pada hari jumat tanggal
11 November 2016 pada pukul 8.00-11.00 Wita. Lokasi praktikum terdiri
dari 3 tempat yakni pada
lahan persawahan Tondano, berlanjut ke perkebunan jagung Tomohon, dan terakhir
pada lokasi tanaman timun jepang dan tanaman kol di Tomohon.
B.
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah alat tulis menulis untuk membuat laporan sementara dan
kamera untuk memotret serangga yang sedang diamati.
C. Langkah
Kerja
Pada praktikum ini, baik pengamatan pada lahan persawahan, kebun
jagung, maupun pada kebun kol dan timun jepang, dilakukan langkah-langkahkerja yang sama. Hanya saja pada lahan persawahan
dibagi menjadi 2 bagian, yakni sawah vegetative dan sawah alami. Berikut langkah
kerja yang dilakukan untuk semua lokasi pengamatan yaitu:
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Mulai
mencari berbagai jenis serangga pada lokasi yang telah ditentukan
3. Memotret dan
mengamati serangga yang ditemukan
4. Mengidentifikasi
serangga sesuai dengan buku panduan yang dibawa
5. Mencatat
hasil pengamatan
6. Membuat
laopran sementara mengenai spesies serangga yang telah diamati.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.
Lahan
Persawahan
Kumbang
Koksi
|
Keterangan:
Ordo : Coleoptera
Family : Coccinellidae
Spesies: Coccinella transversalis
Tempat
ditemukan : pada batang dan daun
|
Belalang
|
Keterangan:
Ordo : Orthoptera
Family : Acrididae
Spesies: Dissosteira carolina
Tempat
ditemukan : Pada daun
|
capung
ciwet
|
Keterangan
:
Ordo : Odonata
Family : Libellulidae
Spesies:Pantala flavescens
Tempat
ditemukan : Pada daun
|
Capung Jarum
|
Keterangan
:
Ordo : Odonata
Family : Libellulidae
Spesies: Agricormis phygmae
Tempat
ditemukan : Pada daun
|
Lalat Daun
|
Keterangan
:
Ordo : Diptera
Family : Agromyzidae
Spesies: Liriomyza huidobrensis
Tempat
ditemukan : Pada Daun
|
kumbang Daun
|
Keterangan:
Ordo : Coleoptera
Family : Coccinellidae
Spesies: coccinell transversalis
Tempat
ditemukan : pada daun
|
2.
Lokasi Perkebunan
Jagung
Kumbang Koksi
|
Keterangan:
Ordo : Coleoptera
Family : Coccinellidae
Spesies: Coccinella transversalis
Tempat
ditemukan : pada batang dan daun
|
Semut Merah
|
Keterangan
:
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Spesies: Oechophylla smaragdina
Tempat
ditemukan : Pada Daun dan batang
|
Kumbang Tentara
|
Keterangan
:
Ordo : Coleoptera
Family : Chantaridae
Spesies: Chantaris sp
Tempat
ditemukan : Pada Daun
|
semut hitam
|
Keterangan
:
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Spesies: Lasius fuliginosus
Tempat
ditemukan : Pada batang dan daun
|
3.
Perkebunan Ketimun
Jepang dan Kol
Semut Hitam
|
Keterangan
:
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Spesies: Lasius
fuliginosus
Tempat
ditemukan : Pada batang dan daun
|
Lalat Buah
|
Keterangan
:
Ordo : Diptera
Family : Tephritidae
Spesies: Bactrocera sp
Tempat
ditemukan : Pada buah
|
Lebah
|
Keterangan
:
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Spesies: Apis sp.
Tempat
ditemukan : Batang dan Daun
|
Ulat
|
Keterangan
:
Ordo : Lepidoptera
Family : Plutellidae
Spesies: Plutella xylostella
Tempat
ditemukan : Daun
|
PEMBAHASAN :
1. Kumbang Koksi (Coccinella transversalis)
Kumbang koksi
digolongkan ke dalam ordo Coleoptera family Coccinellidae. Kumbang ini dapat
ditemukan di tanaman salahsatunya pada padi dan jagung seperti yang kami amati.
Tipe mulutnya adalah penggingit dan pengunyah. Kumbang koksi ini berperan
sebagai predator terhadap serangga lain. Kumbang ini diketahui mengalami
metamerfosis secara holometabola.
Adapun ciri-ciri
kumbang koksi yang dapat diamati yaitu:
-
Bentuk tubuh bundar kecil
-
Punggungnya berwarna-warni,ada yang
berbintik-bintik hitam, ada juga yang warna orange/kuning polos dan merah.
-
Sayap elytra, mengeras seperti seludang,
sedang sayap didalamnya tertutup, tipis seperti membrane.
-
Ukuran tubuh dari kecil sampai sedang
-
Memiliki sepasang antenna yang pendek.
2. Belalang (Dissosteira carolina)
Belalang termasuk dalam ordo
Orthoptera yang mengalami metamerfosis secara paurometabola. Belalang dikenal
sebagai pemakan dengan tipe mulut menggigit. Umumnya bersifat diurnal (aktif
disiang hari). Belalang yang ditemui ini merupakan belalang jenis fitophagus
yakni belalang pemakan tumbuhan/herbivora.Belalang ini ditemui pada daun
tanaman padi dan dikenal sebagai hama tanaman padi.
Adapun ciri-ciri belalang yang dapat
diamati adalah :
-
Ukuran tubuh lebih berbentuk silinder
agak panjang
-
Warna sayap coklat, kakiknya
hijau/kekuningan
-
Memiliki 2 pasang sayap pada thorax
-
Memiliki 3 pasang kaki pada thorax
-
Tubuhnya berwarna hijau
-
Memiliki 2 mata facet dan 3 mata
sederhana (ocelli)
-
Memiliki sepasang antenna yang relative
pendek.
-
Kaki paling belakang membesar untuk
meloncat
-
3.
Capung
Ciwet (Pantala flavescens)
Capung ciwet ditemukan pada lahan sawah yang termasuk dalam ordo Odonata
pada family Libellulidae. Rerumputan dan
padi yang ada disawah dijadikan capung sebagai tempat hinggap/tempat
persinggahan saja. Capung mengalami metamerfosis tidak sempurna (hemimetabola).
Ciri-ciri
capung yang dapat diamati pada capung yaitu:
-
Capung ini berwarna hijau kekuningan/loreng.
-
thoraks relative kecil, abdomen panjang dan
langsing.
-
Memiliki mata majemuk yang besar.
-
Memiliki 2 pasang sayap yang terdapat pada
bagian torax.
-
Ukuran sayap belakang lebih lebar dari pada
sayap depan.
-
Capung ini hinggap di batang padi dengan
sayap terbuka/terbentang ke samping.
-
Memiliki bagian yang hitam pada tiap ujung
sayap.
4.
Capung
jarum
Capung jarum ditemukan pada lahan sawah yang termasuk dalam ordo
Odonata pada family zygopterigota.
Rerumputan dijadikan capung sebagai tempat hinggap/tempat persinggahan saja. Capung
jarum mengalami metamerfosis tidak sempurna (hemimetabola).
Ciri-ciri
capung yang dapat diamati pada capung yaitu:
-
Tubuh kecil memanjang seperti jarum
-
thoraks relative kecil, abdomen panjang dan
langsing.
-
Memiliki mata majemuk yang besar.
-
Memiliki 2 pasang sayap yang terdapat pada
bagian torax.
-
Capung ini hinggap di batang padi dengan
sayap terbuka/terbentang ke samping.
5. Lalat Daun (Liriomyza huidobrensis)
Lalat daun termasuk dalam ordo
Diptera famili Agromyzidae.Lalat ini bertubuh mungil dari kecil hingga
sedang.Lalat ini ditemukan pada tanaman padi dan jagung.Lalat daun mengalami
tipe metamerfosis holometabola.Tipe mulutnya adalah penjilat-pengisap.Sebenarnya,
lalat memiliki 2 pasang sayap akan tetapi sayap belakangnya tereduksi menjadi
dua bulatan kecil yang disebul halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Lalat ini menyerang daun tanaman dengan cara meletakkan telur dibagian
epidermis daun. Setelah telur menetas berubah menjadi larva dan akan menggorok
dan masuk ke dalam jaringan mesofil daun sehingga jaringan daun menjadi kosong
dan menampakkan bercak berwarna putih atau keperakaan di atas prmukaan daun.
Sementara itu, lalat dewasa akan menghisap cairan tanaman hingga tanaman
mengering dan tidak mampu lagi mengeluarkan tunas baru.
Adapun ciri-ciri lalat yang ditemukan
-
Memiliki sepasang antenna pendek
-
Lalat pada padi berwarna biru gelap
-
Lalat pada kebun jagung berwarna hitam dan
kuning
-
Tubuh terdiri atas kepala, dada, perut
-
Memiliki sepasang mata facet dengan
warna coklat kemerahan dengan ukuran yang relative besar
-
Memiliki sepasang sayap yang tipis pada
mesotoraks
6. Kumbang Daun
Kumbang daun merupakan golongan
serangga dalam ordo Coleoptera pada famili Stapinoidea. Kumbang ini ditemui
pada daun. Kumbang daun mengalami metamerfosis secara paurometabola. Peranan
ekologis kumbang daun adalah sebagai
hama pada daun tanaman. Ciri- ciri kumbang rove yang dapat
diamati yaitu:
-
Tubuh agak bulat
-
Tubuh berwarna kuning
-
Sayap luar keras dan menutupi bagian dalam tubuh
-
Memiliki sepasang antena yang pendek
-
Memiliki sepasang mata facet
7. Kumbang tentara (Chantaris sp. )
Kumbang tentara merupakan serangga
yang termasuk dalam ordo Coleoptera pada family Chantaridae.Kumbang ini ditemui
pada tanaman jagung Tipe mulut penggigit dan pengunyah.Sama seperti kumbang
lainnya, kumbang tentara juga mengalami metamerfosis holometabola.
-
Memiliki sepasang antena yang panjang
dan beruas-ruas, Tubuh terdiri atas kepala, dada, perut
-
Kepala bentuk bulat memipih dengan ujung
agak meruncing dan berwarna hitam
-
Dada bentuk bulat berwarna kuning dan
terdapat flek-flek hitam dan memiliki sepasang mata fecet.
8. Semut hitam dan Semut Merah
Semut hitam dan semut merah termasuk
dalam ordo Hymenoptera yakni serangga yang memiliki sayap bermembran.Semut ini
digolongkan ke dalam family Formicidae.Semut mengalami metamerfosis
holometabola.Sebagian besar semut jnatan dan betina calon ratu memiliki sayap.
Setelah kawin, betina kan meninggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang
tidak bersayap. Pada semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.Tipe mulut
semut adalah penggigit.Semut ini berperan sebagai predator yang baik untuk
pengendalian ulat bulu dankutu-kutuan.
Adapun ciri-ciri
semut hitam yang dapat diamati adalah :
-
Tubuh berwarna hitam dan merah terdiri
atas kepala dada dan perut
-
Bagian dada terdapat 3 pasang kaki
-
Memiliki sepasang antenna
-
Memiliki sepasang mata majemuk dan 3
buah ocelli
-
Ukuran tubuh kecil sampai besar
-
Tidak punya sayap (termasuk semut
pekerja)
-
Hidup berkoloni
9. Lalat buah(Bactrocera sp.)
Lalat merupakan serangga yang
termasuk dalam ordo diptera family Tephritidae.Lalat buah mengalami
metamerfosis secara holometabola.Tipe mulut penjilat-pengisap.Tubuh berwarna
hitam kekuningan (khusus pada bagian abdomen, kepala dankaki berwarna
coklat.Sayapnya transparan.Jika dilihat dari atas warna perutnya coklat muda
dengan pita coklat tua melintang. Lalat buah betina menusuk kulit buah dengan
ovipositornya sehingga buah akan mengeluarkan getah. Getah tersebut menarik
perhatian lalat lain untuk datang memakan dan bertelur. Tusukan tersebut juga
menyebabkan bentuk buah menjadi jelek, berbonjol.Selain itu cendawan pembusukan
kadang datang sehingga terjadi perubahan warna dan pembusukan buah.Stadium
lalat buah yang paling merugikan adalah pada stadia larva yang pada umumnya
berkembang di dalam buah. Jadi, lalat buah ini dalam habitatnya berperan
sebagai hama.Lalat buah ini juga suka mengerumuni dan memakan buah-buahan
ataupun sayuran yang membusuk.Adapun ciri lalat yang diamati adalah :
-
Tubuh dibedakan menjadi kepala, dada,
perut
-
Memiliki sepasang mata facet
-
Memiliki sepasang antena
-
Memiliki sepasang sayap yang trasparan
-
Tubuh berwarna hitam kecoklatan
-
Kepala berwarna coklat kemerahan
10. Lebah
Lebah merupakan jenis serangga yang
tergolong dalma ordo Hymenoptera (serangga bersayap berselaput/bermembran) pada
family Apidae. Lebah ini ditemui hinggap pada bunga mentimun jepang sedang
mengisap nektar. Jenis lebah ada bermacam-macam akan tetapi lebah pada
pengamatan ini adalah jenis lebah pengumpul. Tipe mulut lebah ini adalah
pengisap.Lebah mengalami metamerfosis secara holometabola. Lebah ini berperan
penting dalam penyerbukan.
Adapun ciri-ciri yang dapat
diamati adalah
-
Tubuh terbagi atas kepala, dada, perut
-
Mempunyai 2 pasang sayap dan mata fecet sepasang
-
Ukuran tubuh agak besar
-
Mempunyai sepasang antena pendek
11. Ulat Kubis (Plutella xylostella)
Ulat daun kubis merupakan fase
larva dari kupu-kupu. Serangga ini masuk dalam ordo Lepidoptera family Plutellidae.
Telur kecil bulat atau oval berwarna kuning secara tunggal maupun berkelompok
diletakkan di bawah daun kubis.Stadium telur berkisar antara 3-6 hari.Larva
(ulat) terdiri dari 4 instar. Berwarna hijau, lincah dan bila disentuh, larva
akan menjatuhkan diri. Peranan ulat pada habitatnya adalah sebagai hama.
Adapun ciri-ciri ulat kubis yang dapat
diamati adalah :
-
Seluruh tubuh berwarna hijau,
-
Memiliki kaki
-
Tubuh kecil dan memanjang serta bersegmen,
-
Memiliki sepasang antenna,
-
Memiliki sepasang mata.
-
Tidak ada batas yang jelas yang
membatasi kepala, dada, dan perut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Insekta
atau serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang
memiliki ciri khas yakni bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka
disebut pula Hexapoda.
2. Insekta
pada umumnya terdiri atas tiga bagian tubuh utama yakni kepala (caput), dada
(thorax), dan perut (abdomen).
3. Dalam
ekologi serangga, masing-masing jenis insekta ini mempunyai peranan baik
peranan yang menguntungkan maupun merugikan. Misalnya yang menguntungkan lebah
yang membantu proses penyerbukan pada tanaman bunga. Peran yang merugikan
misalnya ulat, belalang dan lalat sebagai hama pada tanaman menyebabkan tanaman
menjdi rusak dan merugikan petani.
4.
Setiap jenis serangga memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu untuk memudahkan mempelajarinya
diadakan pengklasifikasian berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. Semakin
banyak persamaan ciri maka akan digolongkan ke dalam tingkatan takson yang
sama.
B. Saran
Serangga ada yang menguntungkan dan
merugikan oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui jenis serangga
yang menguntungkan dan merugikan secara
cara mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian.
Jakarta : Rineka Cipta
Pracya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman.
Jakarta: penebar swadaya
Suputa.2000.
Entomologi Ordo serangga. Universitas
Gadjah Mada. Pdf